Pages - Menu

Friday 24 April 2015

LAPORAN BIOLOGI PERIKSNAN "MORTALITAS IKAN"

Laporan Praktikum Biologi Perikanan

MORTALITAS BENIH IKAN MAS
(Cyprinus carpio)

Disusun Oleh :

Tri Ramadhani
130330027




PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA

2015



KATA PENGANTAR

            Puji syukur saya ucapkan kapeda Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “Laporan Praktikum Biologi Perikanan” tentang “Mortalitas  Benih Ikan Mas” dengan baik.
            Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :
1.      Orang tua yang telah membiayai dan memfasilitasi saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini.
2.      Riri Ezraneti, S.Pi., M.Si Dan Erlangga, S.Pi., M.Si.  Selaku Dosen Mata Kuliah Biologi Perairan yang telah memberi tugas ini kepada saya.
3.      Maulina Sari, S.Pi,. Dan Muhammad Rizal. Selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Biologi Perairan yang telah membimbing saya selama praktikum.
4.      Rekan-rekan yang turut membantu dalam pembuatan Laporan Hasil Praktikum ini.
            Jika ada kekurangan saya mohon maaf, karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Dan semoga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi. Atas perhatian pembaca, saya mengucapkan terima kasih. Wasalam !
                                                                                    Aceh Utara, Maret 2015


Tri Ramadhani

DAFTAR ISI
Isi                                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................               i
DAFTAR ISI ............................................................................................              ii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................             iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................              v
PENDAHULUAN ....................................................................................              1
1.       Latar Belakang ..............................................................................             1
2.       Tujuan Praktikum   ...........................................................................             2
3.       Manfaat Praktikum  ..........................................................................             3

TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................             4
1.       Klasifikasi ...... .............................................................................             4
2.       Morfologi ...... ................................................................................              4
3.       Habitat ..... .....................................................................................              5

METODOLOGI  .................................................................................                  6
1.       Waktu dan Tempat ......................................................................              6
2.       Alat dan Bahan .............................................................................               6
3.       Prosedur kerja ..............................................................................              6

HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................              8
1.       Hasil Pengamatan ........................................................................              8
2.       Pembahasan .................................................................................            10

KESIMPULAN .......................................................................................             14
DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR GAMBAR


1. Ikan yang sudah terapung ..................................................................               10
2. Ikan yang sudah mati ...........................................................................             10
3



DAFTAR TABEL

1. Tabel Alat .............................................................................................              6
2. Tabel Bahan .......................................................................................             6
3. Tabel Kondisi Ikan Sebelum Dimasukkan Larutan ..............................             9
4. Tabel Setelah Dimasukkan Larutan .......................................................             9
5. Tabel Ciri-ciri atau Gejalah Yang Timbul ...........................................            9

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Di dalam setiap kehidupan, selalu mengalami siklus dalam kehidupannya atau dapat dikatakan sebagai daur sirkulus dalam proses kelangsungkan hidupnya. Salah satunya kehidupan ikan juga mengalami daur hidup, dalam kehidupan populasi ikan, dan dalam ekosistemnya. Ikan kehidupannya dimulai dari pertemuan sperma dan sel telur, maka membentuk zigote kemudian terbentuk embrio yang pada waktunya  akan menetas menjadi larva dan selanjutnya menjadi juvenile, dan kemudian menjadi anak ikan dan akhirnya menjadi ikan yang dewasa yang mana ikan ini siap untuk melakukan pemijahan begitulah seterusnya hinga terulang kembali dari semula.
Mortalitas dapat didefinisikan sebagai jumlah individu yang hilang selama satu interval waktu (Ricker 1975). Dalam Perikanan umunya dibedakan atas dua kelompok yaitu mortalitas alami (M) dan mortalitas penangkapan (F). Mortalitas alami adalah mortalitas yang disebabkan oleh faktor selain penangkapan seperti kanibalisme, predasi, stress pada waktu pemijahan, kelaparan dan umur yang tua. Spesies yang sama biasanya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda ini tergantung pada kepadatan predator dan competitor yang mempengaruhinya. Mortalitas alami yang tinggi didapatkan pada organisme yang memiliki nilai koefisien Iaju pertumbuhan yang besar dan sebaliknya. Mortalitas alami yang rendah akan didapatkan pada organisme yang memiliki nilai Iaju koefesien pertumbuhan yang kecil (Sparre et al. 1999). Sedangkan mortalitas akibat penangkapan adalah kemungkinan ikan mati karena penangkapan selama periode waktu tertentu, dimana semua faktor penyebab kematian berpengaruh terhadap populasi.
Effendie (1997) mendefenisikan bahwa mortalitas penangkapan disebabkan kecepatan eksploitasi suatu stok karena kegiatan manusia (penangkapan) selama periode waktu tertentu, dimana semua faktor penyebab kematian berpengaruh terhadap populasi. Sedangkan pengharapan kematian tahunan penyebab alamiah adalah peluang dimana seekor ikan mati oleh proses alamiah selama periode waktu yang diamati (Aziz, 1989). Kematian alami merupakan parameter yang tidak dapat dikontrol dan diamati secara langsung, maka yang perlu dikontrol adalah dua (2) besaran yang berhubungan secara langsung dengan mortalitas penangkapan.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan larva misalnya dalam faktor fisika air yang meliputi kekeruhan air, arus, begitu juga dengan kimia air misalnya kualitas air dan begitu juga dengan faktor biologi dan fisiologi ikan itu sediri, hal ini biasanya menyangkut dengan populasi dan ekosistem serta habitat ikan dalam lingkungannya.
Masa larva ikan merupakan masa yang paling keritis, karena pada masa individu ikan berbentuk lartava individu ikan ini menghadapi mortalitas mulai dari larva, faktor mortalitas ini bisa saja karena disebabkan oleh karena faktor dari dalam maupun dari luyar individu larva ikan itu sendiri. Faktor dari dalam misalnya mengenai organ tubuhnya apabila organ tubuh dan pelengkapnya individu ikan sangat baik maka akan berpeluang untuk hidup, sedangkan faktor dari luar ialah terdapat pada faktor lingkungan dan habitat dari ikan tersebut, misalnya faktor kuantitas dan kualitas makanan, suhu, atau fisika air, dan kimia air yang selalu memberikan tantangan bagi larva ikan setiap saatnya.
Kematian ikan di perairan umum selain kematian secara alami kini kematian individu ikan itu sebagian besar disebabkan adanya penangkapan terutama pada spesies ikan yang bernilai ekonomi tinggi, pencemaran yang diakibatkan oleh adanya limbah industri, pertambangan, pertanian, pemangsaan oleh predator dari hewan-hewan vertebrata dan avertebrata, serangan hama dan penyakit serta pengaruh gejala alam seperti elnino dan gelombang tsunami.
Usaha pembudidayaan ikan banyak yang mengalami kematian ikan karena faktor-faktor diatas sehingga memicu petani ikan untuk mencari tahu cara mengatasinya.

2. Tujuan Praktikum
            Tujuan dilaksanakannya pratikum ini yaitu agar mahasiswa mampu memahami dan mempermudah dalam teori perkuliahan materi biologi perikanan melalui kegiatan labotarium. Mahasiswa mengetahui dan memahami mortalitas ikan dengan teratur dan benar.

3. Manfaat Praktikum
            Manfaat dilaksanakannya praktikum ini agar mahasiswa dapat dengan mudah menjelaskan apa yang dimaksud dengan mortalitas ikan. Dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan.

TINJAUAN PUSTAKA

1.             Klasifikasi
Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
·         Kingdom           : Animalia
·         Filum                 : Chordata
·         Class                  : Actinopterygii
·         Ordo                  : Cypriniformes
·         Famili                 : Cyprinidae
·         Genus                : Cyprinus
·         Spesies               : Cyprinus carpio

2.       Morfologi
Tubuh ikan mas memiliki ciri-ciri antara lain: bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian atas. Gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk geraham, memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral) bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga merniliki jari-jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea lateralis) ikan mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Anonim, 2007).

3.       Habitat
Huet, (1971) menyatakan habitat ikan mas hidup pada kolam-kolam air tawar dan danau-danau serta perairan umum lainnya. Dalam perkembangannya ikan ini sangat peka terhadap perubahan kualitas lingkungan. Ikan mas merupakan salah satu ikan yang hidup di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150- 600 meter di atas permukaan air laut dan pada suhu 25-30°C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas 25-30 ppt.









METODOLOGI

1.       Waktu dan Tempat
            Pratikum biologi perikanan dilaksanakan pada hari Jum’at, 10 April 2015 pada pukul 10.00-12.00 wib di Labotarium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh.

2.       Alat dan Bahan
            Alat-alat dan bahan-bahan yang di gunakan dalam praktikum Mortalitas Ikan ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Alat-alat yang digunakan
No.
Alat
Fungsi
1.
Akuarium
Sebagai wadah uji mortalitas
2.
Alat tulis
Untuk mencatat tingkah laku sebelum dan sesudah pemberian larutan sunlight
3.
Tissus dan Serbet
Untuk mengeringkan alat-alat yang digunakan
4.
Gelas ukur
Untuk melarutkan sunlight
5.
Jarum Suntik
Untuk mengambil larutan sunlight

Tabel 2. Bahan-bahan yang digunakan
No.
Bahan
Jumlah
1.
Benih Ikan Mas
20 ekor
2.
Sunlight
1 sachet


3. Prosedur Kerja
·         Mempersiapkan wadah dan tempat percobaan
·         Mempersiapkan individu ikan yang di jadikan sebagai hewan uji dan  masukkan ke dalam wadah percobaan
·         Mempersiapkan sunlight dengan dosis yang dapat mematikan, dan masukkan ke dalam wadah yang berisi hewan uji. Masukan sesuai intruksi asisten
·         Amati dan catat pergerakan ikan sebelum dan menjelang kematian, kemudian catat waktunya
·         Perhatikan dan catat ciri-ciri serta gejalah yang timbul atau munncul pada permukaan tubuh ikan yang menjelang dan sudah mati













HASIL DAN PEMBAHASAN

1.       Hasil Pengamatan
a.  Penghitungan Volum Air  

  Diketahui :
  Pakuarium = 30 cm
  Lakuarium = 20 cm
  Tair            = 13 cm
  Ditanya : Vair = ....??
  Jawab :
    Vair = P x L x T
           = 30 cm x 20 cm x 13 cm
           = 7800 cm3
         = 7800 : 1000
          = 7.8 L

b. Penghitungan Dosis
Diketahui :                                                                                                                  
Vair               = 7,8 L
 Konsentrasi = 0,5 ml/ L
 Ditanya : Dosis = ........?
 Dosis = 7,8 L x 0,5 ml/L
 = 3,9 ml
 Jadi, dosis yang diberikan adalah 3,9 ml.
 c. Kondisi Ikan Sebelum dan Sesudah Dimasukkan Larutan Sunlight
            Kondisi ikan sebelum dan sesudah di masukkan larutan larutan sunlight dalam tabel berikut ini :
Tabel 3. Kondisi Ikan Sebelum dan Sesudah Dimasukkan Larutan Sunlight
No.
Sebelum/Sesudah
Kondisi Ikan
1.
Sebelum
Sebelum di masukkan larutan sunlight , ikan dalm keadaan normal, pergerakannya normal dan seimbang.
2.
Sesudah
Ikan menjadi lebih agresif, pergerakannyan tidak seimbang, ikan lebih sering muncul pada permukaan

Tabel 4. Pengamatan sesudah dimasukkan larutan sunlight
No.
Waktu (menit)
Kondisi Ikan
1.
1 menit
Ikan menjadi lebih agresif, pergerakannyan tidak seimbang, ikan lebih sering muncul pada permukaan
2.
2 menit
Ikan terlihat mulai stress, pergerakannya tidak menentu, dan melompat-lompat ke permukaan
3.
3 menit
Ikan sudah dalam keadaan tidak stabil,  berenengnya terbalik-balik
4.
4 menit
Ikan sudah mulai terapung di permukaan, namun belum mati, se-sekali masih ada pergerakan
5.
5 menit
Ikan yang terapung (menggantung) pada permukaan semakin banyak, katup insang masih terbuka dan tertutup
6.
6 menit
Ikan sudah semua terapung pada permukaan, pergerakannya sudah tidak terlihat
7.
7-8 menit
Pergerakan katub insang sudah sangat kecil, kondisi ini menjukan tanda-tanda ikan sudah mau mati
8.
8 menit
Ikan sudah mati semua

Tabel 5. ciri-ciri atau gejalah yang timbul pada tubuh ikan saat menjelang dan sudah mati
No.
Sebelum/ Sudah (mati)
Ciri-ciri
1.
Sebelum/menjelang
Kondisi tubuh ikan mulai berubah, yaitu : insang mulai berwarna merah pucat, sebagian sisiknya seperti terkelupas
2.
Sudah mati
Insangnya berwarna merah pucat, sisiknya terkelupas semua, dan pada bagian pangkal ekor, punggung dan badannya munjul bintik merah


2. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan ciri-ciri ikan sebelum dan sesudah di berikan larutan sulight.
Mortalitas dapat didefinisikan sebagai jumlah individu yang hilang selama satu interval waktu (Ricker 1975). Dalam Perikanan umunya dibedakan atas dua kelompok yaitu mortalitas alami (M) dan mortalitas penangkapan (F). Mortalitas alami adalah mortalitas yang disebabkan oleh faktor selain penangkapan seperti kanibalisme, predasi, stress pada waktu pemijahan, kelaparan dan umur yang tua. Spesies yang sama biasanya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda ini tergantung pada kepadatan predator dan competitor yang mempengaruhinya. Mortalitas alami yang tinggi didapatkan pada organisme yang memiliki nilai koefisien Iaju pertumbuhan yang besar dan sebaliknya. Mortalitas alami yang rendah akan didapatkan pada organisme yang memiliki nilai Iaju koefesien pertumbuhan yang kecil (Sparre et al. 1999). Sedangkan mortalitas akibat penangkapan adalah kemungkinan ikan mati karena penangkapan selama periode waktu tertentu, dimana semua faktor penyebab kematian berpengaruh terhadap populasi.
Effendie (1997) mendefenisikan bahwa mortalitas penangkapan disebabkan kecepatan eksploitasi suatu stok karena kegiatan manusia (penangkapan) selama periode waktu tertentu, dimana semua faktor penyebab kematian berpengaruh terhadap populasi. Sedangkan pengharapan kematian tahunan penyebab alamiah adalah peluang dimana seekor ikan mati oleh proses alamiah selama periode waktu yang diamati (Aziz, 1989). Kematian alami merupakan parameter yang tidak dapat dikontrol dan diamati secara langsung, maka yang perlu dikontrol adalah dua (2) besaran yang berhubungan secara langsung dengan mortalitas penangkapan.
Mortalitas total stok ikan di alam didefenisikan sebagai Iaju penurunan pelimpahan individual ikan berdasarkan waktu eksponensial. Umumnya mortalitas total ikan dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan hubungan yakni Z = F + M, dimana F adalah mortalitas penangkapan dan M adalah mortalitas alami (Beverton dan Holt, 1957 dalam Sparre et al. 1999).
Nikolsky (1963) menyatakan bahwa ikan yang memiliki mortalitas tinggi adalah ikan yang mempunyai siklus hidup pendek, pada populasinya hanya terdapat sedikit variasi umur dan pergantian stok yang berjalan relatif cepat serta mempunyai daya produksi yang lebih tinggi.
Perubahan jumlah individu dalam populasi dari suatu spesies dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu. Terjadinya perubahan itu dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan reproduksi selanjutnya dapat dipengaruhi oleh rekruitmen ke dalam populasi ikan yang telah ada. Selain itu juga dipengaruhi oleh angka mortalitas yang terjadi (PULUNGAN, 2005).
Ada 2 pendekatan umum untuk menduga mortalitas. Salah satu diantaranya adalah mempertimbangkan fraksi populasi yang dipanen sebagai pengukuran jumlaheksploitasi, dan cara lain yang paling tepat adalah mempertimbangkan beberapa usaha alat penangkapan tertentu yang proporsional dengan kekuatan fishing mortality (EFFENDI).
PULUNGAN (2005) juga menyatakan bahwa individu-individu ikan sebelum mengalami kematian akibat terkena oleh limbah biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda ketika lingkungan hidupnya tidak tercemar.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya zat makhluk hidup, energi/komponen lain ke dalam perairan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, atau proses alami sehingga kualitas air akan turun sampai ke tingkat tertentu akan menyebabkan air kurang berfungsi sesuai peruntukannya. Bahan pencemar sangat banyak jenisnya, namun yang paling umum adalah deterjen. Deterjen adalah suatu bahan yang digunakan sebagai bahan pembersih, termasuk sabun cuci piring dan cairan pembersih lainnya. Definisi yang lebih spesifik dari deterjen adalah bahan pembersih yang mengandung bahan petrokimia atau sulfatan sintetik lainnya. 
AMIN (2003)  menyatakan bahwa pestisida merupakan bahan pembasmi hama tanaman, nyamuk dan sebagainya seperti DDT, dan lain-lain. Salah satu dari pestisida adalah insektisida yang terdiri dari sevin 85 s, diazinon 60 EC, thiodan).
Air yang baik adalah air yang mampu merangsang kehidupan ikan dengan baik (HUET). Kualitas air yang ideal bagi kehidupan ikan adalah kualitas air yang mendukung kehidupan ikan dalam menyelesaikan daur hidupnya serta mendukung kehidupan organisme-organisme lainnya (WARDOYO).
Sebelum tahun 1965 jenis surfaktan yang digunakan adalah jenis alkil benzen sulfonat (ABS) yang sangat resisten terhadap lingkungan perairan. Pada tahun 1965 ABS diolah bahan utamanya menjadi senyawa yang mudah didegradasi oleh mikroorganisme diperairan yaitu linear alkil sulfonate (LAS) yang dapat mengurangi buih atau busa diperairan (SAENI, 2002).







KESIMPULAN

            Dengan demikian setelah pengamatan dapat disimpulkan, bahwa mortalitas adalah tingkat kematian suatu individu selama satu interval waktu.
Dalam Perikanan umunya dibedakan atas dua kelompok yaitu mortalitas alami (M) dan mortalitas penangkapan (F). Mortalitas alami adalah mortalitas yang disebabkan oleh faktor selain penangkapan seperti kanibalisme, predasi, stress pada waktu pemijahan, kelaparan dan umur yang tua. Spesies yang sama biasanya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda ini tergantung pada kepadatan predator dan competitor yang mempengaruhinya. Mortalitas alami yang tinggi didapatkan pada organisme yang memiliki nilai koefisien Iaju pertumbuhan yang besar dan sebaliknya. Mortalitas alami yang rendah akan didapatkan pada organisme yang memiliki nilai Iaju koefesien pertumbuhan yang kecil (Sparre et al. 1999). Sedangkan mortalitas akibat penangkapan adalah kemungkinan ikan mati karena penangkapan selama periode waktu tertentu, dimana semua faktor penyebab kematian berpengaruh terhadap populasi.
PULUNGAN (2005) juga menyatakan bahwa individu-individu ikan sebelum mengalami kematian akibat terkena oleh limbah biasanya akan memperlihatkan pergerakan atau tingkah laku yang berbeda ketika lingkungan hidupnya tidak tercemar.
Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya zat makhluk hidup, energi/komponen lain ke dalam perairan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, atau proses alami sehingga kualitas air akan turun sampai ke tingkat tertentu akan menyebabkan air kurang berfungsi sesuai peruntukannya. Bahan pencemar sangat banyak jenisnya, namun yang paling umum adalah deterjen. Deterjen adalah suatu bahan yang digunakan sebagai bahan pembersih, termasuk sabun cuci piring dan cairan pembersih lainnya. Definisi yang lebih spesifik dari deterjen adalah bahan pembersih yang mengandung bahan petrokimia atau sulfatan sintetik lainnya. 

 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Erlangga, S.Pi,. M.Si dan Riri Ezraneti, S.Pi,. M,Si (PENUNTUN PRATIKUM BIOLOGI PERIKANAN) , Aceh Utara, Oktober 2012
Anonim,Chondrichthyes.Wikipedia.Ensiklopedia.Bebas.http://www.wikipedia.org ( 28 November 2011)
Campbell, dkk. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2003
Djarubito, Mukayat.  Zoologi Dasar.  Jakarta; Erlangga. 1989
Jasin, Maskoeri.  Zoologi Vertebrata. Surabaya; Wijaya utama. 1984
Kimball, Jhon W., Siti Tjitrosomo, dan Nawangsari Sugiri. Biologi Jilid 3 edisi ke 5. Jakarta; Erlangga. 2009
Radiopetra. Zoologi Dasar. Jakarta; Erlangga. 1993
White, W. T. 2003. Aspect of the Biology of Elasmobranchs in a Subtropical Embayment in Western Australia and of Chondrichthyan Fisheries in Indonesia. Mordoch University, Western Australia 
Effendi. 1997. Metode Biologi Perikanan, Bagian Perikanan, Bagian I. Yayasan
Dwi Sri Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sparre, P. E S C. Venema. 1999. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku IManual.FAO Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsabangsa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jakarta. Hal 438.  


Sekian dari saya gan semoga bermanfaat....

No comments:

Post a Comment