NUTRISI IKAN ===>KEBUTUHAN KARBOHIDRAT PADA IKAN<=== | AQUAKULTUR

NUTRISI IKAN ===>KEBUTUHAN KARBOHIDRAT PADA IKAN<===

KEBUTUHAN KARBOHIDRAT PADA IKAN




OLEH :

Tri Ramadhani
130330027 






PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2015



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa Yunani, sákcharon, berarti "gula") merupakan zat sumber energi dan pada umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang pembentukkannya melalui proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Pada proses fotosintesis tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat. Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen dan Oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O.
Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari tterutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai. Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-tumbuhan akan menyerap dan menggunakan energi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah.
Energi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian. Jadi, karbohidrat adalah hasil sintesis CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil) melalui fotosintesis. Karbohidrat merupakan suatu molekul yang tersusun dari unsur-unsur karbon, hIdrogen, dan oksigen. Rumus umumnya adalah CnH2nOn.
Fungsi karbohidrat dalam pakan berfungsi sebagai sumber energi yang murah  dan juga sebagai perekat. Dalam formulasi pakan karbohidrat termasuk kelompok yang sering disebut NFE (Nitogen Free Extract) atau dalam bahasa Indonesia BETN (Bahan Extract Tanpa Nitrogen). Kemampuan ikan untuk memanfaakan karbohidrat sangat tergantung pada jenis ikan. Pada ikan karnivora kadar karbohidrat lebih dari 12% dalam pakannya akan menyebabkan penimbunan glikogen dalam hatinya yang dapat menyebabkan kematian. Tetapi ikan pemakan segala (omnivora) dapat hidup baik dengan kadar karbohidratnya lebih dari 50%.
Serat termasuk keluarga karbohidrat yang sukar dicerna. Serat biasanya digolongkan sebagai bahan bukan sumber energi namun penambahan serat dapat memperbaiki proses asimilasi zat-zat makanan, memantapkan bentuk pakan yang berguna membentuk gumpalan ampas makanan menjadi feses (kotoran) yang mudah dikeluarkan dari saluran makanan. Pengunaan serat kasar pada makanan ikan tidak lebih dari 8% karena jika terlalu banyak akan menganggu proses pencernaan dan penyerapan sari-sari makanan.

1.2  Tujuan Masalah
            Adapun tujuan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui segala aspek tentang kebutuhan nutrisi energi karbohidrat pada tubuh ikan.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Macam-Macam Karbohidrat
Menurut Hala (2013), ada empat jenis klasifikasi karbohidrat, antara lain:
1. Monosakarida
            Satuan karbohidrat yang paling sederhana dengan rumus CnH2nOn dimana n = 3 – 8. Monosakarida sering disebut gula sederhana (simple sugars) adalah karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja. Monosakarida dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan atom karbonnya, yaitu triosa, tetrosa, pentosa, dan heksosa atau heptosa.
C3H6O3: triosa, C4H8O4: tetrosa, C5H10O4: pentose,  C6H12O4: heksosa
            Macam-macam monosakarida :
1. Aldosa: monosakarida yang mengandung gugus aldehid.
Contoh: Gliseraldehid
2. Ketosa: monosakarida yang mengandung gugus keton.
Contoh: Dihidroksiaseton
3. Glukosa
4. Galaktosa: Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Monosakarida ini jarang terdapat bebas  di alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam air. Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan gula pereduksi.  
5. Fruktosa: Fruktosa adalah suatu heksulosa, disebut juga levulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-satunya heksulosa yang terdapat di alam. Fruktosa merupakan gula termanis, terdapat dalam madu dan buah-buahan bersama glukosa.

2. Disakarida
Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari 2 satuan monosakarida. Dua monosakarida dihubungkan dengan ikatan glikosidik antara C-anomerik dari satu unit monosakarida dengan gugus –OH dari unit monosakarida yang lainnya. Beberapa disakarida yang sering dijumpai: Maltosa, Laktosa, Sukrosa
Jenis disakarida:
1. Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida dan merupakan hasil dari hidrolisis parsial tepung (amilum). Maltosa tersusun dari molekul α-D-glukosa dan β-D-glukosa.
Struktur maltosa
Dari struktur maltosa, terlihat bahwa gugus -O- sebagai penghubung antarunit yaitu menghubungkan C 1 dari α-D-glukosa dengan C 4 dari β-D-glukosa. Konfigurasi ikatan glikosida pada maltosa selalu α karena maltosa terhidrolisis oleh α-glukosidase. Satu molekul maltosa terhidrolisis menjadi dua molekul glukosa.
2. Sukrosa
Sukrosa terdapat dalam gula tebu dan gula bit. Dalam kehidupan sehari-hari sukrosa dikenal dengan gula pasir. Sukrosa tersusun oleh molekul glukosa dan fruktosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,2 –α. Sukrosa terhidrolisis oleh enzim invertase menghasilkan α-D-glukosa dan β-D-fruktosa. Campuran gula ini disebut gula inversi, lebih manis daripada sukrosa.



3. Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang terdapat pada air susu ibu dan susu sapi. Laktosa tersusun dari molekul β-D-galaktosa dan α-D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1,4'-β.

3. Oligosakarida
senyawa yang terdiri dari gabungan molekul-molekul monosakarida yang banyak gabungan dari 3 – 6 monosakarida dihidrolisis: gabungan dari 3 – 6 monosakarida misalnya maltotriosa.

4. Polisakarida
Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Jenis polisakarida adalah:
1. Selulosa
Selulosa (C6H10O5)n adalah polimer berantai panjang polisakarida karbohidrat, dari β-glukosa. Selulosa merupakan komponen struktural utama dari tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh ikan .
2. Glikogen: pati atau amilum.

2.2 Kelebihan dan Kekekurangan Karbohidrat
 1. Dampak Akibat Kelebihan Karbohidrat
Berat badan meningkat, artinya ikan yang mengandung karbohidrat terlalu banyak akan memacu pertumbuhan serta akan menyebabkan penimbunan glikogen dalam hatinya yang dapat menyebabkan kematian.


2. Dampak Akibat Kekurangan Karbohidrat
Gangguan akibat kekurangan karbohidrat adalah dapat mengakibatkan kerusakan jaringan, penyakit akibat kekurangan glukosa dalam darah (hypoglisemia), dan penyakit yang sering adalah menyerang benih. Karbohidrat adalah merupakan salah satu dari enam zat yang dibutuhkan oleh ikan dan harus selalu ada di dalam pakan, dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Zat gizi lainnya adalah protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa ikan yang diberi pakan dengan kandungan protein tinggi tanpa karbohidrat dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan retensi protein tubuh. Selain itu pakan yang mengandung karbohidrat terlalu sedikit akan menyebabkan terjadinya tingkat katabolisme protein dan lemak yang tinggi untuk mensuplai kebutuhan energi ikan dan menyediakan metabolisme lanjutan (intermedier) untuk sintesis senyawa biologi penting lainnya, sehingga pemanfaatan protein untuk pertumbuhan berkurang.

2.3 Banyaknya Karbohidrat Yang Dibutuhkan Ikan Herbivora, Karnivora, dan Omnivora
Karbohidrat dalam pakan ikan terdapat dalam bentuk serat kasar dan bahan ekstrak tanpa N. Ikan mempunyai kemampuan lebih rendah dalam memanfaatkan  karbohidrat dibandingkan dengan hewan darat, namun karbohidrat harus tersedia dalam pakan ikan, sebab jika karbohidrat tidak cukup tersedia maka nutrien yang lain seperti protein dan lemak akan dimetabolisme untuk dijadikan energi sehingga pertumbuhan ikan akan menjadi lambat (Wilson 1994).
Kebutuhan karbohidrat pada pakan ikan tergantung dari jenis ikannya. Menurut Wilson (1977) hanya ikan herbivora dan omnivora yang dapat memanfaatkan karbohidrat tanaman. Sedangkan Watanabe (1988) mengatakan bahwa, kadar kabohidrat optimum untuk ikan omnivora adalah antara 20-40%, sedangkan untuk ikan karnivora antara 10-20%. Berdasarkan penelitian Wilson (1994), kadar karbohidrat untuk ikan didarah tropis antara 25-40%. Watanabe (1988) menyebutkan bahwa tingkat pemanfaatan cerna karbohidrat dan kemampuan untuk memanfaatkan glukosa.
Kemampuan setiap jenis ikan dalam memanfaatkan karbohidrat berbeda-beda, hal ini dikarenakan enzim yang mencerna karbohidrat yaitu amilase pada ikan omnivora dan herbivora aktivitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan ikan karnivora. Oleh karena itu, pada pencernaan karbohidrat pada ikan karnivora lebih rendah dibandingkan dengan ikan herbivora dan omnivora.
Pada ikan salmon merupakan salah satu jenis ikan karnivora mempunyai kecernaan yang rendah terhadap karbohidrat sehingga energi yang diperoleh dari karbohidrat hanya dapat dicerna sebanyak 15%, sedangkan ikan catfish merupakan salah satu jenis ikan omnivora mempunyai kemampuan mencerna karbohidrat lebih tinggi dibandingkan dengan ikan karnivora yaitu 38%.
Selanjutnya NRC (1993) mengemukakan bahwa pertumbuhan fingerling catfish lebih tinggi jika pakannya mengandung karbohidrat, jika dibandingkan dengan hanya mengandung lemak sebagai sumber energi non proteinnya. Hasil percobaan Senappa dan Devaraj (1995) yang menggunakan tiga tingkat karbohidrat (15, 25 dan 35%) pada ikan Indian mayor carps (Catla-catla) menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan yang terbaik adalah pada penggunaan karbohidrat 35%.
Selain itu ikan-ikan air tawar dan air laut  mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mencerna karbohidrat.  Ikan air laut umumnya hanya mampu  mencerna karbohidrat sekitar 20%, sedangkan ikan air tawar mampu mencerna karbohidrat diatas 20% yakni 30–40% u ntuk ikan Mas (Satoh 1991 dalam Wilson 1994).
Ikan karnivora memiliki toleransi glukosa lebih rendah dibandingkan dengan omnivora (Shimeno, 1974). Ikan karnivora, seperti juga belut, secara alami pakannya mengandung protein tinggi sehingga kurang dapat mencerna karbohidrat dengan baik. Namun, kenyataan ikan-ikan tersebut dapat mensintesis karbohidrat dan lemak protein.

2.4 Bagaimana Fungsinya Karbohidrat Sebagai Sparing Effect dan Apakah Dapat Menggantikan Nutrisi Lain
Karbohidrat merupakan salah satu makro nutrien dan menjadi sumber energi utama pada manusia dan hewan darat. Pada ikan, tingkat pemanfaatan karbohidrat dalam pakan umumnya rendah pada khususnya hewan karnivora, karena pada ikan sumber energi utama adalah protein. Ikan karnivora lebih sedikit mengkonsumsi karbohidrat dibandingkan dengan omnivora dan herbivora. Selain itu ikan yang hidup diperairan tropis dan air tawar biasanya lebih mampu memanfaatkan karbohidrat daripada ikan yang hidup diperairan dingin dan air laut. Ikan laut biasanya lebih menggunakan protein dan lemak sebagai sumber energi daripada karbohidrat, tetapi peranan karbohidrat dalam pakan ikan sangat penting bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan.
Berdasarkan hasil penelitian memperlihatkan bahwa ikan yang diberi pakan dengan kandungan protein tinggi tanpa karbohidrat dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan retensi protein tubuh. Selain itu pakan yang mengandung karbohidrat terlalu sedikit akan menyebabkan terjadinya tingkat katabolisme protein dan lemak yang tinggi untuk mensuplai kebutuhan energi ikan dan menyediakan metabolisme lanjutan (intermedier) untuk sintesis senyawa biologi penting lainnya, sehingga pemanfaatan protein untuk pertumbuhan berkurang. Oleh karena itu pada komposisi pakan ikan harus ada keseimbangan antara karbohidrat, protein dan lemak, dimana ketiga nutrien tersebut merupakan sumber energi bagi ikan untuk tumbuh dan berkembang.
Karbohidrat dalam tubuh ikan disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen, karbohidrat ini berfungsi sebagai cadangan energi. Meskipun demikian, peranan karbohidrat sebagai sumber energi bagi ikan belum bisa dipahami sepenuhnya karena ikan masih dapat hidup dengan baik meskipun tanpa pemberian karbihodrat. Hal ini diperkirakan bahwa ikan tidak mempunyai kebutuhan karbohidrat secara khusus meskipun pemberian pakan ikan yang mengandung karbohidrat memberikan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan ikan secara optimal. Contoh bahan baku pakan ikan berkandungan karbohidrat adalah jagung, beras, dedak, tepung terigu, tapioka, serta sagu. Sebagian contoh bahan pakan ikan di atas dapat berfungsi sebagai alat perekat (hinder) untuk mengikat komponen bahan baku dalam pembuatan pakan ikan.
Karbohidrat terdiri atas bahan ekstrak tanpa nitrogen dan serat kasar. Pemberian serat kasar pada ikan dapat mengakibatkan ganggunan pada proses penyerapan makanan (berlangsung dalam usus halus). Oleh karena itu, pemberian serat kasar harus terukur, tidak boleh berlebihan. Untuk meningkatkan gerak peristaltik usus, serat kasar masih tetap diperlukan oleh ikan meskipun sebetulnya serat kasar sangat sulit dicerna oleh ikan sehingga penggunaannya harus tetap terukur. Sebagai contoh pemberian pakan udang, kandungan serat kasar pada pakan udang sebaiknya jangan lebih dari 30%.
Karbohidrat adalah sumber energi yang murah dan dapat menggantikan protein yang mahal sebagai sumber energi. Selain itu karbohidrat merupakan protein sparing effect yang artinya karbohidrat dapat digunakan sebagai sumber energi pengganti bagi protein dimana dengan menggunakan karbohidrat dan lemak sebagai sumber bahan baku maka hal ini dapat mengurangi harga pakan. Pemanfaatan karbohidrat sebagai sumber energi dalam tubuh dapat juga dipengaruhi oleh aktivitas enzim dan hormone. Enzim dan hormon ini penting untuk proses metabolisme karbohidrat dalam tubuh seperti glikolisis, siklus asam trikarboksilat, jalur pentosa fosfat, glukoneogenes dan glikogenesis. Selain itu dalam aplikasi pembuatan pakan karbohidrat seperti kanji, zat tepung, agar-agar, alga, dan getah dapat juga digunakan sebagai pengikat makanan (binder) untuk meningkatkan kestabilan pakan dalam air pada pakan ikan dan udang.
Disamping memiliki fungsi sebagai sumber energi, karbohidrat juga berperan dalam penghematan penggunaan protein yang digunakan sebagai sumber energi utama bagi tubuh ikan. Apabila pakan ikan kekurangan karbohidrat, maka seluruh energi yang dikeluarkan ikan harus dipenuhi melalui penyerapan protein. Dengan demikian, penggunaan protein dalam penggunaan protein untuk menghasilkan energi serta proses metabolik lainnya menjadi kurang efisien. Penggunaan protein yang kurang efisien akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan ikan. Penghematan protein melalui peran karbohidrat ini disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana karbohidrat dapat menghemat protein. Beberapa referensi menyebutkan bahwa pemberian 0,23 g karbohidrat dalam 100 g pakan dapat menghemat protein sebesar 0,05 gram.

2.5 Penyakit dan Gejala-Gejala Yang Ditimbulkan Dari Kekurangan dan Kelebihan Nutrisi Karbohidrat
1. Obesitas (Kegemukan)
            Penyakit yang disebabkan karena kelebihan karbohidrat yang dapat menyebabkan penimbunan lemak di hati dan organ dalam lainnya.
Gejal-gejala yang ditimbulkan:
1. Rongga perut melebar
2. Insang menjadi pucat
3. Telur tertahan
4. Kualitasnya ikan menurun

2. Keracunan
            Keracunan ini disebabkan oleh ion NO2 dan NO3 misalnya penimbunan lumpur dan sisa pakan yang banyak tersisa terutama pakan yang banyak menggandung protein dan karbohidrat yang tinggi didasar kolam serta banyaknya feses sehingga memburuknya kondisi kualitas air lingkungan kolam tersebut.
Gejala-gejala yang ditimbulkan:
1. Menyumbatnya kapiler-kapiler darah
2. Pecahnya kapiler-kapiler darah yang menghasilkan hemoragik
3. Merusak fungsi hati
4. Ikan berenang terbalik

3. Kekurangan Kalori dan Protein (KKP)
            Penyakit kekurangan kalori dan protein pada dasaraya terjadi karena defisiensi energi dan defisiensi protein, disertai susunan nilai gizi yang tidak seimbang. Kandungan pakan yang kekurangan karbohidrat (kekurangan konsumsi) meningkatkan kebutuhan protein, akibatnya kekurangan kalori sekaligus kekurangan protein pada ikan.
Gejala-gejala yang ditimbulkan:
1. Ikan kelihatan kurus seolah-olah tinggal pembalut tulang saja
2. Pergerakan ikan pasif tanpa ada respon dengan lingkungan sekitarnya
3. Nafsu makan berkurang dan pertumbuhan ikan terhambat

4. Gondok
            Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan karbohidrat dan mineral, kecuali yodium yang dapat menyebabkan gondok.
Gejala-gejala yang ditimbulkan:
1. Adanya benjolan disekitar bagian overculum
2. Pergerakannya lambat
3. Nafsu makan berkurang

2.6 Macam-Macam Penelitian Tentang Karbohidrat Pada Ikan
1. Kccernaan Pakan dan Aktivitas Karbohidrase Pada Benih Gurami (Osphronemus gouramy Lacepede) Yang Diberi Pakan Mengandung Beberapa Jenis Karbohidrat oleh Yudi Cahyoko.
Nilai kecernaan pakan (KP), pakan yang mengandung sukrosa (KP = 91,68%) sama dengan pakan yang mengandung glukosa (KP= 91,88 %) (P>0,05) dan lebih tinggi dari pada pakan yang mengandung dekstrin (KP = 89,19%) dan pakan yang mengandung pati (KP = 80,89 %)(P < 0,01). Tabel 1. Nilai Kecernaan Pakan (%):
Pakan
Kecernaan Rata-Rata (%)
Glukosa
91,88
Sukrosa
91,68
Dekstrin
89,19
Pati
80,89
Aktivitas sukrase, dekstrinase dan amilase masing-masing menunjukkan peningkatan dengan semakin bertambahnya umur ikan, berturut- turut menurut persamaan regresi : Ys = 156,00 + 0,73 X ; Yd = 513,80 + 5,3 X dan Ya = 76,80 + 4,39 X ; Ys,d,a = berturut-turut adalah aktivitas enzim sukrase, dekstrinase dan amilase X= umur ikan (40, 50, 60, 70 dan 80 hari).
Tabel 2. Rata-rata Aktivitas Karbohidrase Antara umur 40 sampai 80 hari
Enzim
Aktivitas (glukosa /mg protein/ 3 jam)
Sukrase
200,40
Dekstrinase
834,20
Amilase
336,20

Kecernaan pakan yang dikonsumsi oleh benih ikan gurami dipengaruhi oleh tingkat pemanfaatannya. Agar semua nutrien dalam pakan dapat dimanfaatkan oleh ikan, maka pakan harus dapat dicerna. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecernaan pakan yang mengandung glukosa dan sukrosa lebih tinggi dari perlakuan pati dan dekstrin. Terjadinya nilai kecernaan yang tinggi ini disebabkan glukosa merupakan gula sederhana sehingga penyerapannya oleh saluran pencernaan lebih mudah dibandingkan dengan jenis karbohidrat yang mempunyai struktur molekul yang lebih kompleks seperti pati (Tung dan Shiau, 1991).

2. Fermentasi Karbohidrat Oleh Isolat Salmonella spp Dari Jajanan Pinggiran Jalan Oleh Haryani, Y., Chainulfiffah, dan Rustiana. Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Riau.
            TSIA dan LIA adalah media diferensial dengan indikator pH yang dapat membedakan mikroorganisme berdasarkan kemampuannya dalam memecah karbohidrat spesifik dengan atau tanpa menghasilkan gas. Berdasarkan hal tersebut bakteri dapat digolongkan sebagai mikroba non fermenter, fermenter glukosa atau fermenter glokosa dan laktosa. Pada TSIA terdapat karbohidrat berupa glukosa, sukrosa, dan laktosa, fenol merah sebagai indicator pH, serta natrium tiosulfat. Sedangkan LIA mengandung glukosa, asam amino lisin, dan brom kresol ungu sebagai pH indikator, serta natrium triosulfat. LIA dapat digunakan untuk identifikasi mikroba penghasil enzim yang mampu mendekarboksilat asam amino lisin dan memproduksi gas HS (Macfaddin, 1980).
            Fermentasi karbohidrat dapat terjadi secara aerob pada permukaan agar dan secara anaerob pada dasar agar. Pada permukaan agar, glukosa dikatabolisme melalui jalur Embden-Meyerhof menghasilkan asam piruvat yang kemudian didegradasi sempurna dalam siklus asam sitrat menjadi CO2 dan energi. Sedangkan pada dasar agar uji, katabolisme glukosa akan menghasilkan H2 dan energi (Macfaddin, 1980).

3. Metabolisme Karbohidrat Pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy, lac) Yang Mengkonsumsi Pakan Mengandung Kromium (Cr+3) Oleh Mokoginta, Ing: Subandiyono. URI.
Karbohidrat merupakan sumber energi dan dapat berperan sebagai pengganti sebagian energi dari protein. Mikromineral kromium trivalen (Cr+3) merupakan kofaktor dari faktor toleransi glukosa (GTF, Glucose tolerance factor) dan yang telah diketahui berperan penting terhadap metabolisme karbohidrat melalui peningkatan bioaktivitas insulin. Penelitian ini dilakukan guna mengkaji berbagai produk metabolit yang terbentuk dalam kaitannya dengan proses metabolisme karbohidrat pakan oleh ikan gurami (Osphonemus Gouramy, Lac.) yaitu glukosa darah, triasilgliserol darah, dan glikogen hati serta otot, setelah ikan tersebut mengkonsumsi pakan yang mengandung kromium. Selanjutnya dikaji pula ekskresi total amonia.
Penelitian ini menggunakan empat macam pakan dengan kandungan protein, bahan ekstrak tanpa nitrogen, lemak, dan nisbah energi terhadap protein sama, dan masing-masing dengan suplementasi kromium berberda yaitu 0.0, 1.5, 3.2 dan 4.9 ppm Cr+3. Ikan yang digunakan mempunyai bobot awal rata-rata 25,2 ± 2.7 g/ekor. Ikan ditempatkan dalam akuarium (50 x 40 x 35 cm) sebanyak 10 ekor/akuarium. 12 akuarium diletakan dalam suatu sistem resirkulasi semi tertutup. Ikan diberi pakan 3 kali sehari secara at satiation selama 40 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penurunan kadar glukosa darah kelompok ikan yang diberi pakan dengan kadar 1.5 ppm Cr+3 terjadi pada periode waktu tercepat (yaitu tiga jam) setelah ikan mengkonsumsi pakan. Data menunjukkan bahwa kelompok ikan tersebut menggunakan glukosa pakan secara lebih optimal dibanding ikan pada kelompok pakan lainnya yang ditunjukkan dengan kadar glikogen hati yang lebih tinggi. Dengan demikian, kromium pakan pada kadar 1.5 ppm Cr+3 meningkatkan proses glikogenesis dalam hati. Ikan pada pakan tersebut juga mengekskresi limbah bernitrogen dengan kadar lebih rendah dibandingkan pada ikan yang mengkonsumsi pakan tanpa suplemen kromium (kontrol). Berbagai fenomena tersebut mengindikasikan bahwa suplemen kromium 1.5 ppm Cr+3 memperbaiki aliran glukosa darah ke dalam sel sehingga glukosa pakan dapat dimanfaatkan secara efektif sebagai sumber energi.

2.7 Jika Tidak Ada Karbohidrat Dalam Pakan Apa Yang Terjadi Pada Ikan
Karbohidrat merupakan salah satu komponen sumber energi bagi makhluk hidup. Fungsi karbohidrat dalam tubuh adalah sebagai cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Peranan lain dari karbohidrat adalah sebagai prekursor dalam berbagai metabolisme internal (intermediate metabolism) dimana produk yang dihasilkan dibutuhkan untuk pertumbuhan, misalnya asam amino nonesensial dan asam nukleat.
Karbohidrat dalam tubuh ikan disimpan di dalam hati dan otot dalam bentuk glikogen, karbohidrat ini berfungsi sebagai cadangan energi. Meskipun demikian, peranan karbohidrat sebagai sumber energi bagi ikan belum bisa dipahami sepenuhnya karena ikan masih dapat hidup dengan baik meskipun tanpa pemberian karbihodrat. Hal ini diperkirakan bahwa ikan tidak mempunyai kebutuhan karbohidrat secara khusus meskipun pemberian pakan ikan yang mengandung karbohidrat memberikan peningkatan pertumbuhan dan perkembangan ikan secara optimal.
Karbohidrat terdiri atas bahan ekstrak tanpa nitrogen dan serat kasar. Pemberian serat kasar pada ikan dapat mengakibatkan ganggunan pada proses penyerapan makanan (berlangsung dalam usus halus). Oleh karena itu, pemberian serat kasar harus terukur, tidak boleh berlebihan. Untuk meningkatkan gerak peristaltik usus, serat kasar masih tetap diperlukan oleh ikan meskipun sebetulnya serat kasar sangat sulit dicerna oleh ikan sehingga penggunaannya harus tetap terukur.
Disamping memiliki fungsi sebagai sumber energi, karbohidrat juga berperan dalam penghematan penggunaan protein yang digunakan sebagai sumber energi utama bagi tubuh ikan. Apabila pakan ikan kekurangan karbohidrat atau bahkan tidak ada, maka seluruh energi yang dikeluarkan ikan harus dipenuhi melalui penyerapan protein. Dengan demikian, penggunaan protein dalam penggunaan protein untuk menghasilkan energi serta proses metabolik lainnya menjadi kurang efisien. Penggunaan protein yang kurang efisien akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan ikan. Penghematan protein melalui peran karbohidrat ini disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana karbohidrat dapat menghemat protein. Beberapa referensi menyebutkan bahwa pemberian 0,23 g karbohidrat dalam 100 g pakan dapat menghemat protein sebesar 0,05 gram.
2.8 Kenapa Usus Herbivora Panjang. Jelaskan
Secara garis besar susunan saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, intestinum dan anus. Akan tetapi, pada jenis ikan Channa organ saluran pencernaan antara lambung dan intestinumnya terdapat pyloric caeca. Selain itu pada mulut ikan dapat dijumpai gigi yang berperan untuk mambantu mendapatkan makanan. (Pulungan, 2006).
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui gerakan-gerakan (kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen lambung dan usus terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam proses pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu disekresikan oleh kelenjar lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas, dan dinding usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan perubahan makanan dari yang asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Ukuran lambung sangat berpengaruh terhadap daya tampung ikan tersebut menampung makanan yang masuk. Lambung nerupakan tempat dimulainya proses pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim-enzim sesuai dengan pendapat Bond (1987) lambung merupakan tempat untuk menyimpan makanan dan proses permulaan dari pencernaan dengan mencampurkan bahan makanan yang ditelan dengan lelehan gastrik dan organ ini dapat membesar dan mengembang atau mengecil sesuai dengan makanan yang dimakannya.
Ikan herbivora tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut untuk menyaring phytoplankton dari air. Ikan herbivor tidak mempunyai lambung yang sesungguhnya, lambung hanya merupakan bagian usus yang mempunyai jaringan otot kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang terdapat di bagian muka alat pencerna makanannya. Ususnya panjang berliku-liku dan berdinding tipis.
Misalnya sistem pencernaan pada ikan bandeng sedikit berbeda dengan ikan yang lain. Lambung ikan bandeng mempunyai ukuran yang lebih besar daripada ikan yang lain. Hal ini karena ikan bandeng merupakan ikan herbivora yang memakan tumbuhan, lambung ikan bandeng berfungsi untuk menyimpan makanan yang sangat besar, untuk mengaduk atau mencampur makanan dengan getah lambung, dan menyalurkan makanan ke dalam usus. Usus ikan bandeng berukuran 3.3-3.4 m.














BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari latar belakang dan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu karbohidrat merupakan salah satu komponen sumber energi. Tampaknya peranan karbohidrat sebagai sumber energi bagi ikan belum dapat dipahami sepenuhnya. Ikan mempunyai kemampuan untuk menggunakan karbohidrat sebagai sumber energi, akan tetapi juga dapat hidup tanpa pemberian karbohidrat. Diduga, ikan tidak mempunyai kebutuhan karbohidrat secara khusus, tetapi akan tumbuh lebih baik apabila pakan yang diberikan mengandung karbohidrat. Disamping memiliki fungsi sebagai sumber energi, karbohidrat juga berperan dalam penghematan penggunaan protein yang digunakan sebagai sumber energi utama bagi tubuh ikan. Apabila pakan ikan kekurangan karbohidrat, maka seluruh energi yang dikeluarkan ikan harus dipenuhi melalui penyerapan protein.
Dengan demikian, penggunaan protein dalam penggunaan protein untuk menghasilkan energi serta proses metabolik lainnya menjadi kurang efisien. Penggunaan protein yang kurang efisien akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan ikan. Penghematan protein melalui peran karbohidrat ini disebut protein sparing effect dari karbohidrat, di mana karbohidrat dapat menghemat protein. Beberapa referensi menyebutkan bahwa pemberian 0,23 g karbohidrat dalam 100 g pakan dapat menghemat protein sebesar 0,05 gram.

3.2 Saran
            Adapun saran yang dapat kami sampaikan berdasarkan pembahasan diatas adalah dalam pembuatan pakan ikan, standar pemenuhan nilai energi untuk pertumbuhan ikan haruslah seimbang baik itu dari segi protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Agar tidak ada berkesinambungan negative terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan.

DAFTAR PUSTAKA

http: //agromaret.com/artikel/247/penyakit_pada_ikan_lele
http: //sevillabettaowner.blogspot.com/2010/05/mengenali-penyakit-ikan-dan.html
http: // Wikipedia Indonesia.com.html
NRC 1993. Nutrient Requirements of Warm water Fishes and Shelfish. Nutritional Academy of Sciences. Washington DC. 181 hlm.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta, Jakarta. 245 hal




Sekian dari saya gan semoga bermanfaat.....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment