REKAYASA AKUAKULTUR
POTENSI PERKEMBANGAN,
STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PERMASALAHAN PADA IKAN BAWAL BINTANG (Tranchinotus blochii)
Disusun oleh:
Tri Ramadhani
130330027
PROGRAM STUDI BUDIDAYA
PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2015
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................ i
DAFTAR GAMBAR
.................................................................................... ii
DAFTAR TABEL
......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.
Latar Belakang...................................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah................................................................................. 3
3.
Tujuan Penulisan................................................................................... 4
4.
Manfaat Penulisan................................................................................. 4
BAB II ISI 5
1.
Klasifikasi, Morfologi dan Habitat........................................................ 5
2.
Pengelolaan Budidaya........................................................................... 8
3.
Potensi Perkembangan Ikan Bawal Bintang ......................................... 12
4.
Pengembangan dan Strategi
Pemasaran Ikan Bawal Bintang ............... 13
5.
Permasalahan dalam
Pengembangan Ikan Bawal Bintang.................... 14
BAB III PENUTUP....................................................................................... 16
1.
Kesimpulan............................................................................................ 16
2.
Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Ikan Bawal
Bintang
............................................................................. 5
2. Morfologi
Ikan Bawal Bintang ............................................................ 6
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Padat
Penebaran Ikan
........................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim dengan luas lautan mencapai 5,8 juta km2. Indonesia memiliki potensi besar
pada bidang perikanan. Potensi perikanan budidaya air payau mencapai 2,96 juta
Ha, tetapi hanya dimanfaatkan seluas 682.857 Ha (23,04%). Potensi budidaya laut
mencapai 12,55 juta Ha dan tingkat pemanfaatannya rendah (117.649 Ha)
(Kementerian Kelautan dan Perikanan,
2013). Beberapa tahun
terakhir, produksi perikanan
budidaya
meningkat dibandingkan
perikanan tangkap, yaitu dari 47,3 juta ton menjadi 62,7 juta ton (KKP, 2013).
Salah satu spesies laut yang dapat dibudidaya adalah ikan bawal bintang (Trachinotus
blochii). Ikan bawal bintang cocok untuk budidaya dilihat dari kecepatan pertumbuhan,
kualitas daging yang baik dan permintaan pasar tinggi (Nazar dkk., 2012).
Pertumbuhan ikan bawal bintang relatif cepat yaitu 6-8 bulan (Junianto et al., 2008). Menurut Nazar dkk.,
(2012), ikan bawal bintang memiliki keseragaman pertumbuhan yang baik.
Ikan Bawal Bintang (Tranchinotus
blochii) merupakan introduksi dari
taiwan dan merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek pemasaran
yang cukup baik dengan harga pemasaran yang tinggi. Popularitas ikan jenis
pelagis (ikan-ikan permukaan) ini mulai bersaing dengan ikan kerapu, hal ini
disebabkan karena permintaan bawal bintang yang terus meningkat.
Ikan Bawal Bintang termasuk ke dalam
kelompok ikan pemakan segala (Omnivora), tetapi ada pula yang menyebutkan bahwa
ikan ini cenderung menjadi karnivora (pemakan daging). Hal tersebut terlihat
dari bentuk giginya yang tajam. Pada ukuran larva bawal bintang, ikan ini
menyukai zooplankton dari jenis rotifera (Brachionus dan Artemia) untuk
jenis phytoplankton adalah Tetraselmis sp. (Balai Budidaya Laut Batam,
1999). Pada ukuran benih menyukai makanan sejenis plankton (Fitoplankton dan
zooplankton) serta tumbuhan air atau dedaunan (herbivora).
Peluang pasar ikan bawal bintang cukup luas, menurut
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
(2012) pasar ikan bawal bintang terdapat di dalam dan luar negeri (Jepang,
Hongkong, Taiwan, China dan Kanada). Harga ikan bawal bintang jauh lebih mahal
dibanding ikan gurame. Harga ikan bawal bintang dapat mencapai Rp. 60.000,00-Rp
85.000,00 atau sekitar USD 6–8/kg di pasar lokal. Ikan bawal bintang juga
memiliki daging yang tebal, rasa gurih dan sedikit duri (DJPBKKP, 2012).
Budidaya ikan bawal bintang di Indonesia, terutama tahap pembesarannya masih
dilakukan di laut yaitu dengan sistem keramba jaring apung (KJA) (Minjoyo dkk.,
2008 dalam Arrorkhman dkk., 2012).
Salah satu provinsi yang memiliki
potensi yang besar dalam budidaya laut yaitu Kepulauan Riau khususnya Balai
Perikanan Budidaya Laut Batam yang terletak di Jalan Raya Barelang Jembatan III
Pulau Setokok Kecamatan Bulang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Balai
Perikanan Budidaya Laut Batam merupakan salah satu daerah penghasil utama jenis
ikan laut yang mampu menghasilkan ikan laut yang bernilai ekonomis tinggi.
Teknologi pengembangan yang dilakukan oleh BPBL Batam mencakup pemuliaan induk,
ikan konsumsi dan benih.
Ikan bawal bintang termasuk
komoditas perikanan yang tahan terhadap serangan penyakit. Namun walaupun
termasuk kategori ikan yang tahan penyakit tetap saja perlu diperhatikan
terhadap kualitas lingkungan pemeliharaan budidaya ikan bawal.selain itu ikan
bawal bintang tidak bersifat predator sehingga ikan ini tidak akaan memakan
sesamanya. Dengan tidak adanya sifat ini maka proses budidaya ikan bawal
bintang akan lebih mudah karena kontrol pertumbuhan ikan tidak serumit ikan
dengan sifat predator.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas, ada permasalahan antara lain:
1. Bagaimana
potensi pengelolaan ikan bawal bintang (Tranchinotus
blochii) di Indonesia?
2. Bagaimana
strategi perkembangan dan pemasaran ikan bawal
bintang (Tranchinotus blochii) di
Indonesia?
3. Bagaimana
permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ikan bawal bintang (Tranchinotus
blochii) di Indonesia?
3. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk
menjelaskan potensi dan kondisi eksisting pengelolaan ikan bawal bintang (Tranchinotus
blochii).
2. Untuk
menentukan strategi pemasaran ikan bawal
bintang (Tranchinotus blochii) yang dilakukan
oleh nelayan dan pedagang ikan bawal bintang di
Indonesia.
3. Untuk
menganalisis permasalahan pada pengembangan ikan bawal bintang (Tranchinotus blochii) di Indonesia.
4.
Manfaat
Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai :
1. Memberikan
informasi bagaimana potensi ikan
bawal bintang di Indonesia.
2. Memberikan
informasi pengembangan dan pemasaran ikan bawal
bintang di Indonesia.
3. Memberikan
informasi tentang permasalahan pada pengembangan ikan bawal bintang di Indonesia.
BAB II
ISI
1. Klasifikasi, Morfologi dan Habitat
Taksonomi bawal bintang adalah se agai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Actinoptergii
Ordo : Perciformes
Family : Carangidae
Genus : Trachinotus
Spesies : Trachinotus blochii (Lacepede,1801)
Gambar
2. Morfologi
Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)
Ikan
bawal bintang adalah ikan pelagis yang memiliki habitat di daerah terumbu karang,
dekat pantai dan bebatuan di perairan tropis dari indo pasifik barat sampai pasifik
tengah. Di Australia ikan bawal bintang ditemukan di barat daya Australia
bagian barat dan sekitar bagian utara. Populasi bawal bintang juga terdapat di
Laut Merah, Afrika Barat sampai ke pulau Marshall dan samoa, Utara Jepang
bagian selatan dan selatan Australia.
Bawal
bintang menghabiskan seluruh hidupnya di air laut murni. Bawal bintang memijah
sepanjang tahun dan biasanya mengikuti fase bulan terutama bulan purnama. Pemijahan
berlangsung malam hari bersamaan dengan datangnya air pasang. Telur bersifat
planktonis, dapat terbawa arus dan menetas di padang lamun atau celah-celah akar
bakau sebelum akhirnya kembali ke laut lepas atau dewasa di rerimbunan bungan karang.
Hingga
saat ini belu diperoleh data akurat tentang daerah sebaran bawal bintang, namun
mengingat bawal bintang berkembang pesat di negara Taiwan, maka diperkirakan
ikan ini memiliki daerah sebaran di sekitar perairan China, Korea Jepang, Philipina
dan di perbatasan Indonesia.
Pada
budidaya ikan bawal bintang, ikan ini tergolong ikan pelagis yang sangat aktif
karena selalu bergerak (berputar) dipermukaan, sehingga dalam budidaya memerlukan
lokasi/tempat yang memadai. Selain itu ikan bawal bintang mempunyai daya
adaptasi yang cukup tinggi dan mudah dibudidayakan. Ikan bawal bintang banyak terdapat
di daerah tropis maupun subtropis.
Parameter ekologis yang cocok untuk pertumbuhan ikan
bawal bintang adalah :
·
Suhu : 28 – 320C
·
Salinitas : 29 -32 ppt
·
DO : 6,8-8,4 ppm
·
pH : 7,8 – 8,0
2.
Pengelolaan Budidaya
a. Wadah
Budidaya
Wadah yang digunakan untuk
budidaya ikan bawal bintang adalah KJA (keramba jaring apung). Adapun keramba
jaring apung yang di gunakan untuk budidaya ikan bawal bintang adalah 30 m x 30 m di tepi pantai.
b. Penyediaan Benih
Benih ikan bawal bintang dapat di
pesan langsung pada balai-balai pembenihan ikan laut. Salah
satu provinsi yang memiliki potensi yang besar dalam budidaya laut yaitu
Kepulauan Riau khususnya Balai Perikanan Budidaya Laut Batam yang terletak di
Jalan Raya Barelang Jembatan III Pulau Setokok Kecamatan Bulang Kota Batam
Provinsi Kepulauan Riau. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam merupakan salah
satu daerah penghasil utama jenis ikan laut yang mampu menghasilkan ikan laut
yang bernilai ekonomis tinggi. Teknologi pengembangan yang dilakukan oleh BPBL
Batam mencakup pemuliaan induk, ikan konsumsi dan benih.
c. Penebaran Benih
Penebaran benih sebaiknya dilakukan
pada pagi atau sore hari. Aklimatisasi perlu dilakukan karena adanya perbedaan,
suhu dan salinitas antara daerah asal benih atau media transportasi dengan
kondisi air tempat pemeliharaan. Apabila sistem transportasi dengan menggunakan
kantong plastik, maka aklimatisasi dilakukan dengan membuka kantong plastik dan
memasukkan air laut kedalam kantong sedikit demi sedikit. Setelah suhu dan
salinitas hampir sama maka benih dapat ditebarkan. Untuk pengangkutan jarak
pendek, aklimatisasi dilakukan dengan cara menambahkan air laut sedikit demi
sedikit kedalam wadah pengangkutan.
d. Pendederan
Ukuran benih bawal bintang yang di
tebar di KJA adalah 3-7 cm. Benih yang baru turun dari hatchery di
lakukan aklimatisasi dan diadaptasikan dulu dengan kondisi lingkungan yang
baru, terutama pengadaptasian terhadap perbedaan suhu dan salinitas antara
di hatchrey dengan kondisi air di tempat pemeliharaan yaitu di KJA. Proses
aklimatisasi yang dilakukan dengan cara meletakan
plastik ke dalam air dan dibiarkan selama 10 –
15 menit, kemudian plastik packing dibuka dan perlahan-lahan air
dari laut dimasukan kedalam plastik, dan dibiarkan benih keluar dengan
sendirinya.
Tabel 1. Padat
Penebaran Benih Bawal Bintang
No
|
Ukuran
ikan(cm)
|
Berat
ikan(g)
|
Padat
tebar(ekor/m3)
|
1
|
2 – 3
|
1 – 3
|
350 – 400
|
2
|
4 – 5
|
5 – 7
|
250 – 300
|
3
|
6 – 7
|
7 – 12
|
150 – 200
|
4
|
8 – 10
|
12 – 24
|
100 – 150
|
5
|
min. 15
|
50 – 70
|
maks.100
|
e. Pakan dan Pemberiannya
Pakan
yang diberikan harus memiliki nilai gizi yang cukup. Hal ini akan mempercepat
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pakan yang diberikan dapat berupa
pakan buatan ataupun pakan ikan rucah. Pada tahap awal pemeliharaan, frekuensi
pemberian pakan dilakukan 4-6 kali sehari. Selanjutnya pemberian pakan dapat
dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
Pertumbuhan harian ikan bawal bintang dengan menggunakan pakan buatan adalah sebesar 2,89 gram/hari, sedangkan dengan pemberian pakan ikan rucah pertumbuhan hariannya sebesar 1,6 gram/hari. FCR yang diperoleh selama masa pemeliharaan 6 bulan dengan menggunakan pakan buatan sebesar 1 : 2, sedangkan dengan menggunakan pakan ikan rucah sebesar 1 : 7.
Pertumbuhan harian ikan bawal bintang dengan menggunakan pakan buatan adalah sebesar 2,89 gram/hari, sedangkan dengan pemberian pakan ikan rucah pertumbuhan hariannya sebesar 1,6 gram/hari. FCR yang diperoleh selama masa pemeliharaan 6 bulan dengan menggunakan pakan buatan sebesar 1 : 2, sedangkan dengan menggunakan pakan ikan rucah sebesar 1 : 7.
f. Hama
dan Penyakit
Jenis
penyakit infeksi yang sering menyerang ikan bawal bintang adalah :
1. Parasit
·
Cacing kulit (Skin Monogenean)
·
Cacing Insang
·
Cryptocaryon
·
Infeksi Trichodina
·
Infeksi Broklynella spp
·
InfeksiIsopoda
·
Infeksi cacing lintah
2. Bakteri
·
Vibriosis
·
Infeksi Streptococcus
·
Infeksi Flexibacter sp.
3. Virus
·
Viral
Nervous Necrosis (VNN)
g.
Pemanenan
Panen merupakan tahapan akhir dari
semua kegiatan yang telah dilakukan dalam budidaya ikan di KJA. Ukuran panen
untuk ikan Bawal Bintang di KJA adalah 400 – 500 gram. Sebelum
dilakukan pemanenan ikan bawal bintang tidak diberi pakan atau
dipuasakan terlebih dahulu selama 12-48 jam. Adapun
langkah langkah dalam pemanenan yaitu :
·
Melepaskan
(membuka) pemberat disetiap sudut jaring
·
Tarik jaring
perlahan-lahan dengan mengunakan kayu sebagai pembatas sehingga ikan terkumpul
pada sudut/bagian.
·
Perlahan-lahan ikan
diserok dengan mengunakan serokan dan kemudian ditimbang bobotnya.
3. Potensi Perkembangan Ikan Bawal Bintang
Indonesia merupakan negara
maritim dengan luas lautan mencapai
5,8 juta km2. Indonesia
memiliki potensi besar pada bidang perikanan. Potensi perikanan budidaya air
payau mencapai 2,96 juta Ha, tetapi hanya dimanfaatkan
seluas 682.857 Ha (23,04%). Potensi
budidaya laut mencapai 12,55 juta Ha dan
tingkat pemanfaatannya rendah (117.649 Ha) (Kementerian Kelautan dan
Perikanan, 2013). Beberapa tahun
terakhir, produksi perikanan
budidaya meningkat dibandingkan
perikanan tangkap, yaitu dari 47,3 juta ton menjadi 62,7 juta ton (KKP, 2013).
Salah satu spesies laut yang
dapat dibudidaya adalah ikan bawal bintang (Trachinotus blochii). Ikan bawal bintang cocok untuk budidaya
dilihat dari kecepatan pertumbuhan, kualitas daging yang baik dan permintaan
pasar tinggi (Nazar dkk., 2012). Pertumbuhan ikan bawal bintang relatif cepat
yaitu 6-8 bulan (Junianto et al., 2008).
Menurut Nazar dkk., (2012), ikan bawal bintang memiliki keseragaman pertumbuhan
yang baik.
Peluang pasar ikan bawal bintang
cukup luas, menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan
dan Perikanan (2012) pasar ikan bawal bintang terdapat di dalam dan luar negeri
(Jepang, Hongkong, Taiwan, China dan Kanada). Harga ikan bawal bintang jauh
lebih mahal dibanding ikan gurame. Harga ikan bawal bintang dapat mencapai Rp.
60.000,00-Rp 85.000,00 atau sekitar USD 6–8/kg di pasar lokal. Ikan bawal
bintang juga memiliki daging yang tebal, rasa gurih dan sedikit duri (DJPBKKP,
2012). Budidaya ikan bawal bintang di Indonesia, terutama tahap pembesarannya
masih dilakukan di laut yaitu dengan sistem keramba jaring apung (KJA) (Minjoyo
dkk., 2008 dalam Arrorkhman dkk., 2012).
Atas dasar pemikiran diatas maka dilakukan PKL tentang teknik pembesaran ikan
bawal bintang (Trachinotus blochii) pada karamba jaring tancap di BLUPPB
Karawang.
Potensi
perkembangan yaitu benih ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) dapat diperoleh dari balai pembenihan ikan air
laut.
Praktis kegiatan budidaya sangat tergantung dari kuantitas maupun kualitas
benih alam serta musiman.
Dengan
semakin banyaknya permintaan pembesaran ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) untuk pasar domestik maupun pasar
internasional, seiring meningkatnya permintaan pasar maka akan meningkatnya
perekonomian negara indonesia.
4. Pengembangan
dan Startegi Pemasaran Ikan Bawal Bintang
Komoditas
bawal bintang selain disukai oleh pasar dan juga disukai oleh luar negeri. Ikan
ini termaksud golongan ikan dengan harga yang mahal . Bahkan ada beberapa yang
mengatakan bahwa harga ikan bawal bintang jauh lebih mahal dibandingkan dengan
ikan gurame dan ikan kerapu yang selama ini dikenal sebagai ikan dengan
ekonomis tinggi. Dipasar lokal harga bisa mencapai Rp 60.000,00 – Rp 85.000,00
atau sekitar USD 6 – 8 /kg.
Budidaya
ikan bawal bintang bernilai ekonomi tinggi apalagi potensi ekspornya cukup
besar terutama ke Jepang, Taiwan, Hongkong, China dan Kanada. Kelima penduduk
negara ini merupakan konsumen utama dan sangat menyukai ikan bawal
bintang.
Permintaan
pasar akan stok ikan bawal setiap hari semakin meningkat seiring dengan semakin
banyaknya penggemar ikan ini. Hal ini dapat dilihat dari sajian rumah makan
yang banyak menyajikan ikan bawal sebagai menunya.
5. Permasalahan
dalam Pengembangan Ikan Bawal Bintang
Jenis
ikan yang akan budidaya atau diproduksi perlu dipertimbangkan dan ditentukan
terlebih dahulu. Jenis ikan yang dipilih harus memiliki potensi yang sangat besar
dalam pasar nasional maupun pasar internasional. Kemudian jenis ikan tersubut
disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Hasil produksi ikan yang memenuhi
selera pasar akan lebih memudahkan pemasaran sehingga tidak ada kekhawatiran
ikan tidak terjual (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008).
Pada
saat proses pemanenan berlangsung harus sudah diketahui akan dipasarkan ke
mana. Karena biasanya pemasaran ikan dalam keadaan hidup ataupun segar memiliki
nilai jual yang lebih tinggi terutama pada nilai jual ekspor.
Budidaya
ikan bawal bintang tidak lah mudah karena adanya ancaman penyakit yang
disebabkan oleh parasit, bakteri dan virus. Oleh karena, perlu adanya
pengendalian lingkungan budidaya, dan pengontrolan kualitas air di sekitar
wadah budidaya.
Selain
itu masalah yang sering terjadi adalah persaingan pasar. Hal ini disebabkan
tidak hanya satu orang saja yang melakukan kegiatan usaha budidaya tersebut.
Untuk mengantisipasi hal tersebut perlunya pengetahuan tentang pemasaran hasil usaha budidaya yang dilakukan.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Ikan Bawal Bintang (Tranchinotus
blochii) merupakan introduksi dari
taiwan dan merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek pemasaran
yang cukup baik dengan harga pemasaran yang tinggi. Popularitas ikan jenis
pelagis (ikan-ikan permukaan) ini mulai bersaing dengan ikan kerapu, hal ini disebabkan
karena permintaan bawal bintang yang terus meningkat.
Ternyata
pengusahaan sumber daya perikanan di Indonesia yang telah mencapai 62% ternyata
tidak di imbangi melalui industri pengolahan hasil perikanan. Ekspor perikanan
masih berkisar pada produk segar, beku, kaleng. Akibatnya daya saing produk
perikanan Indonesia baik dipasaran domestik maupun global rendah. Hal ini
sekaligus menunjukkan bahwa kinerja sistem industri pengolahan ikan di
Indonesia masih rendah dan lemah. Ditinjau dari sisi pemasaran, peluang
pengembangan usaha agribisnis perikanan masih sangat terbuka, oleh karena laju
pertumbuhan produksi perikanan dunia yang masih didominasi oleh perikanan laut
dan telah menunjukkan trend yang baik, terutama dengan semakin meningkatnya
konsumsi dunia sejalan dengan bertambahnya penduduk dunia serta peningkatan
pendapatan. Sementara itu produksi perikanan dari negara-negara maju mengalami
penurunan, sehingga kian membuka peluang bagi kelompok negara-negara berkembang
terutama Indonesia untuk meningkatkan produksi.
2. Saran
Ikan bawal bintang merupakan salah
ikan yang sedang populer dalam pasar nasional maupun pasar internasional dan
merupakan termasuk ikan yang mudah untuk dibudidayakan. Ikan yang bernilai
ekonomis tinggi ini harus benar-benar dimanfaatkan dalam segala aspek. Karena
ikan bawal bintang merupakan ikan ekspor
bernilai ekonomis tinggi, dapat memberikan ide bagi para penyuluh perikanan
untuk memberikana arahan ke para petani Indonesia dalam pembudidayaan ikan ini,
karena ikan bawal bintang memiliki prospek yang sangat cerah, selain itu juga
untuk melestarikan jenis ikan yang tergolong sudah hampir punah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadharma,
T. et al. 2013. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan gonad calon induk bawal bintang, Trachinotus
Blocii (LACEPEDE) hasil budidaya
pada bak terkontrol. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Gondol. 12hlm.
Junianto,
N.M., S. Akbar, and Zakimin. 2008. Breeding and seed produc-tion of silver pompano (Trachino-tus blochii,
Lacepede) at the Mariculture Development
Centre of Batam. Marine finfish Aqacul-ture. Aquaculture Asia Magazine, 46-49.
Hermawan
T. dan Adi Suseno. 2007. Keberhasilan Pembenihan Bawal Bintang Secara Massal di Balai Budidaya Laut Batam.
Balai Budidaya Laut Batam Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan dan Perikanan. Batam.
Darmono
A, dan Muh Kadari, 2007. Pembesaran Bawal Bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) di Keramba Jaring Apung
dengan Pemberian Pakan Buatan
(Pellet) yang Mempunyai Kadar Protein Berbeda. Balai Budidaya Laut Batam Dirjen Perikanan Budidaya
Departemen Kelautan dan Perikanan.
Batam
Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal
Perikanan. Balai Budidaya Laut. Lampung.
Hal 84- 88.
Sekian gan dari saya semoga bermanfaat....
0 comments:
Post a Comment