REKAYASA AKUAKULTUR "Potensi Perkembangan, Strategi Pengembangan, dan Permasalahan Pada Ikan Bawal Bintang" | AQUAKULTUR

REKAYASA AKUAKULTUR "Potensi Perkembangan, Strategi Pengembangan, dan Permasalahan Pada Ikan Bawal Bintang"

REKAYASA AKUAKULTUR
POTENSI PERKEMBANGAN, STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PERMASALAHAN PADA IKAN BAWAL BINTANG (Tranchinotus blochii)

Disusun oleh:
Tri Ramadhani
130330027





PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA

2015

DAFTAR ISI

Isi                                                                                                                   Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................              i
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................           ii
DAFTAR TABEL .........................................................................................          iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................             1
1.             Latar Belakang......................................................................................             1
2.             Rumusan Masalah.................................................................................             3
3.             Tujuan Penulisan...................................................................................             4
4.             Manfaat Penulisan.................................................................................             4
BAB II ISI                                                                                                                   5
1.             Klasifikasi, Morfologi dan Habitat........................................................             5
2.             Pengelolaan Budidaya...........................................................................             8
3.             Potensi Perkembangan Ikan Bawal Bintang .........................................           12
4.             Pengembangan dan Strategi Pemasaran Ikan Bawal Bintang ...............           13
5.             Permasalahan dalam Pengembangan Ikan Bawal Bintang....................           14
BAB III PENUTUP.......................................................................................           16
1.             Kesimpulan............................................................................................           16
2.             Saran ......................................................................................................           17

DAFTAR PUSTAKA









DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                        Halaman
1.       Ikan Bawal Bintang .............................................................................             5
2.       Morfologi Ikan Bawal Bintang ............................................................            6

















DAFTAR TABEL

Tabel                                                                                                             Halaman
1.       Padat Penebaran Ikan ...........................................................................          10



BAB I
PENDAHULUAN


1. Latar Belakang
            Indonesia merupakan negara maritim  dengan luas lautan mencapai 5,8  juta km2. Indonesia memiliki potensi besar pada bidang perikanan. Potensi perikanan budidaya air payau mencapai 2,96 juta Ha, tetapi hanya dimanfaatkan seluas 682.857 Ha (23,04%). Potensi budidaya laut mencapai 12,55 juta Ha dan tingkat pemanfaatannya rendah (117.649 Ha) (Kementerian Kelautan dan Perikanan,   2013).   Beberapa   tahun   terakhir,   produksi   perikanan    budidaya
meningkat dibandingkan perikanan tangkap, yaitu dari 47,3 juta ton menjadi 62,7 juta ton  (KKP, 2013).
            Salah satu spesies laut yang dapat dibudidaya adalah ikan bawal bintang (Trachinotus blochii). Ikan bawal bintang cocok untuk budidaya dilihat dari kecepatan pertumbuhan, kualitas daging yang baik dan permintaan pasar tinggi (Nazar dkk., 2012). Pertumbuhan ikan bawal bintang relatif cepat yaitu 6-8 bulan (Junianto et al., 2008). Menurut Nazar dkk., (2012), ikan bawal bintang memiliki keseragaman pertumbuhan yang baik.
            Ikan Bawal Bintang (Tranchinotus blochii) merupakan introduksi dari taiwan dan merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik dengan harga pemasaran yang tinggi. Popularitas ikan jenis pelagis (ikan-ikan permukaan) ini mulai bersaing dengan ikan kerapu, hal ini disebabkan karena permintaan bawal bintang yang terus meningkat.
            Ikan Bawal Bintang termasuk ke dalam kelompok ikan pemakan segala (Omnivora), tetapi ada pula yang menyebutkan bahwa ikan ini cenderung menjadi karnivora (pemakan daging). Hal tersebut terlihat dari bentuk giginya yang tajam. Pada ukuran larva bawal bintang, ikan ini menyukai zooplankton dari jenis rotifera (Brachionus dan Artemia) untuk jenis phytoplankton adalah Tetraselmis sp. (Balai Budidaya Laut Batam, 1999). Pada ukuran benih menyukai makanan sejenis plankton (Fitoplankton dan zooplankton) serta tumbuhan air atau dedaunan (herbivora).

            Peluang pasar ikan bawal bintang cukup luas, menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012) pasar ikan bawal bintang terdapat di dalam dan luar negeri (Jepang, Hongkong, Taiwan, China dan Kanada). Harga ikan bawal bintang jauh lebih mahal dibanding ikan gurame. Harga ikan bawal bintang dapat mencapai Rp. 60.000,00-Rp 85.000,00 atau sekitar USD 6–8/kg di pasar lokal. Ikan bawal bintang juga memiliki daging yang tebal, rasa gurih dan sedikit duri (DJPBKKP, 2012). Budidaya ikan bawal bintang di Indonesia, terutama tahap pembesarannya masih dilakukan di laut yaitu dengan sistem keramba jaring apung (KJA) (Minjoyo dkk., 2008 dalam Arrorkhman dkk., 2012).
            Salah satu provinsi yang memiliki potensi yang besar dalam budidaya laut yaitu Kepulauan Riau khususnya Balai Perikanan Budidaya Laut Batam yang terletak di Jalan Raya Barelang Jembatan III Pulau Setokok Kecamatan Bulang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam merupakan salah satu daerah penghasil utama jenis ikan laut yang mampu menghasilkan ikan laut yang bernilai ekonomis tinggi. Teknologi pengembangan yang dilakukan oleh BPBL Batam mencakup pemuliaan induk, ikan konsumsi dan benih.
            Ikan bawal bintang termasuk komoditas perikanan yang tahan terhadap serangan penyakit. Namun walaupun termasuk kategori ikan yang tahan penyakit tetap saja perlu diperhatikan terhadap kualitas lingkungan pemeliharaan budidaya ikan bawal.selain itu ikan bawal bintang tidak bersifat predator sehingga ikan ini tidak akaan memakan sesamanya. Dengan tidak adanya sifat ini maka proses budidaya ikan bawal bintang akan lebih mudah karena kontrol pertumbuhan ikan tidak serumit ikan dengan sifat predator.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, ada permasalahan antara lain:
1.      Bagaimana potensi pengelolaan ikan bawal bintang (Tranchinotus blochii) di Indonesia?
2.      Bagaimana strategi perkembangan dan pemasaran ikan bawal bintang (Tranchinotus blochii) di Indonesia?
3.      Bagaimana permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ikan bawal bintang (Tranchinotus blochii) di Indonesia?



3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menjelaskan potensi dan kondisi eksisting pengelolaan ikan bawal bintang (Tranchinotus blochii).
2.      Untuk menentukan strategi pemasaran ikan bawal bintang (Tranchinotus blochii) yang dilakukan oleh nelayan dan pedagang ikan bawal bintang di Indonesia.
3.      Untuk menganalisis permasalahan pada pengembangan ikan bawal bintang (Tranchinotus blochii) di Indonesia.

4.    Manfaat Penulisan
            Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :
1.      Memberikan informasi bagaimana potensi ikan bawal bintang di Indonesia.
2.      Memberikan informasi pengembangan dan pemasaran ikan bawal bintang di Indonesia.
3.      Memberikan informasi tentang permasalahan pada pengembangan ikan bawal bintang di Indonesia.



BAB II
ISI

1. Klasifikasi, Morfologi dan Habitat

Gambar 1. Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)

            Taksonomi bawal bintang adalah se  agai berikut :
Kingdom                     : Animalia
Phylum                        : Chordata
Subphylum                  : Vertebrata
Class                            : Actinoptergii
Ordo                            : Perciformes
Family                         : Carangidae
Genus                          : Trachinotus
Spesies                        : Trachinotus blochii (Lacepede,1801)

Gambar 2. Morfologi Ikan Bawal Bintang (Trachinotus blochii)

            Ikan bawal bintang adalah ikan pelagis yang memiliki habitat di daerah terumbu karang, dekat pantai dan bebatuan di perairan tropis dari indo pasifik barat sampai pasifik tengah. Di Australia ikan bawal bintang ditemukan di barat daya Australia bagian barat dan sekitar bagian utara. Populasi bawal bintang juga terdapat di Laut Merah, Afrika Barat sampai ke pulau Marshall dan samoa, Utara Jepang bagian selatan dan selatan Australia.
            Bawal bintang menghabiskan seluruh hidupnya di air laut murni. Bawal bintang memijah sepanjang tahun dan biasanya mengikuti fase bulan terutama bulan purnama. Pemijahan berlangsung malam hari bersamaan dengan datangnya air pasang. Telur bersifat planktonis, dapat terbawa arus dan menetas di padang lamun atau celah-celah akar bakau sebelum akhirnya kembali ke laut lepas atau dewasa di rerimbunan bungan karang.
            Hingga saat ini belu diperoleh data akurat tentang daerah sebaran bawal bintang, namun mengingat bawal bintang berkembang pesat di negara Taiwan, maka diperkirakan ikan ini memiliki daerah sebaran di sekitar perairan China, Korea Jepang, Philipina dan di perbatasan Indonesia.
            Pada budidaya ikan bawal bintang, ikan ini tergolong ikan pelagis yang sangat aktif karena selalu bergerak (berputar) dipermukaan, sehingga dalam budidaya memerlukan lokasi/tempat yang memadai. Selain itu ikan bawal bintang mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi dan mudah dibudidayakan. Ikan bawal bintang banyak terdapat di daerah tropis maupun subtropis.
            Parameter ekologis yang cocok untuk pertumbuhan ikan bawal bintang adalah :
·         Suhu                : 28 – 320C
·         Salinitas           : 29 -32 ppt
·         DO                  : 6,8-8,4 ppm
·         pH                   : 7,8 – 8,0

2. Pengelolaan Budidaya
a.       Wadah Budidaya
            Wadah yang digunakan untuk budidaya ikan bawal bintang adalah KJA (keramba jaring apung). Adapun keramba jaring apung yang di gunakan untuk budidaya ikan bawal bintang adalah 30 m x 30 m di tepi pantai.
b.  Penyediaan Benih
            Benih ikan bawal bintang dapat di pesan langsung pada balai-balai pembenihan ikan laut. Salah satu provinsi yang memiliki potensi yang besar dalam budidaya laut yaitu Kepulauan Riau khususnya Balai Perikanan Budidaya Laut Batam yang terletak di Jalan Raya Barelang Jembatan III Pulau Setokok Kecamatan Bulang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam merupakan salah satu daerah penghasil utama jenis ikan laut yang mampu menghasilkan ikan laut yang bernilai ekonomis tinggi. Teknologi pengembangan yang dilakukan oleh BPBL Batam mencakup pemuliaan induk, ikan konsumsi dan benih.

c.  Penebaran Benih
            Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Aklimatisasi perlu dilakukan karena adanya perbedaan, suhu dan salinitas antara daerah asal benih atau media transportasi dengan kondisi air tempat pemeliharaan. Apabila sistem transportasi dengan menggunakan kantong plastik, maka aklimatisasi dilakukan dengan membuka kantong plastik dan memasukkan air laut kedalam kantong sedikit demi sedikit. Setelah suhu dan salinitas hampir sama maka benih dapat ditebarkan. Untuk pengangkutan jarak pendek, aklimatisasi dilakukan dengan cara menambahkan air laut sedikit demi sedikit kedalam wadah pengangkutan.

d.  Pendederan
            Ukuran benih bawal bintang yang di tebar di KJA  adalah 3-7 cm. Benih yang baru turun dari hatchery di lakukan aklimatisasi dan diadaptasikan dulu dengan kondisi lingkungan yang baru, terutama pengadaptasian terhadap perbedaan suhu dan salinitas antara di hatchrey dengan kondisi air di tempat pemeliharaan yaitu di KJA. Proses aklimatisasi yang dilakukan dengan cara meletakan plastik ke dalam air dan dibiarkan selama 10 – 15 menit, kemudian plastik packing dibuka dan perlahan-lahan air dari laut dimasukan kedalam plastik, dan dibiarkan benih keluar dengan sendirinya.



Tabel 1. Padat Penebaran Benih Bawal Bintang
No
Ukuran ikan(cm)
Berat ikan(g)
Padat tebar(ekor/m3)
1
 3
 3
350  400
2
 5
 7
250  300
3
 7
 12
150  200
4
 10
12  24
100  150
5
min. 15
50  70
maks.100


e.  Pakan dan Pemberiannya
            Pakan yang diberikan harus memiliki nilai gizi yang cukup. Hal ini akan mempercepat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Pakan yang diberikan dapat berupa pakan buatan ataupun pakan ikan rucah. Pada tahap awal pemeliharaan, frekuensi pemberian pakan dilakukan 4-6 kali sehari. Selanjutnya pemberian pakan dapat dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
Pertumbuhan harian ikan bawal bintang dengan menggunakan pakan buatan adalah sebesar 2,89 gram/hari, sedangkan dengan pemberian pakan ikan rucah pertumbuhan hariannya sebesar 1,6 gram/hari. FCR yang diperoleh selama masa pemeliharaan 6 bulan dengan menggunakan pakan buatan sebesar 1 : 2, sedangkan dengan menggunakan pakan ikan rucah sebesar 1 : 7.
f.  Hama dan Penyakit
Jenis penyakit infeksi yang sering menyerang ikan bawal bintang adalah :
1.  Parasit
·         Cacing kulit (Skin Monogenean)
·         Cacing Insang
·         Cryptocaryon
·         Infeksi Trichodina
·         Infeksi  Broklynella spp
·         InfeksiIsopoda
·         Infeksi cacing lintah

2.  Bakteri
·         Vibriosis
·         Infeksi Streptococcus
·         Infeksi Flexibacter sp.

3. Virus
·         Viral Nervous Necrosis (VNN)

g.   Pemanenan
            Panen merupakan tahapan akhir dari semua kegiatan yang telah dilakukan dalam budidaya ikan di KJA. Ukuran panen untuk ikan Bawal Bintang di KJA adalah 400 – 500 gram. Sebelum dilakukan pemanenan ikan bawal bintang tidak diberi pakan atau dipuasakan terlebih dahulu selama 12-48 jam.         Adapun langkah langkah dalam pemanenan yaitu :
·      Melepaskan (membuka) pemberat disetiap sudut jaring
·      Tarik jaring perlahan-lahan dengan mengunakan kayu sebagai pembatas sehingga ikan terkumpul pada sudut/bagian.
·      Perlahan-lahan ikan diserok dengan mengunakan serokan dan kemudian ditimbang bobotnya.

3. Potensi Perkembangan Ikan Bawal Bintang
            Indonesia merupakan negara maritim  dengan luas lautan mencapai 5,8  juta km2. Indonesia memiliki potensi besar pada bidang perikanan. Potensi perikanan budidaya air payau mencapai 2,96 juta Ha, tetapi hanya dimanfaatkan seluas 682.857 Ha (23,04%). Potensi budidaya laut mencapai 12,55 juta Ha dan tingkat pemanfaatannya rendah (117.649 Ha) (Kementerian Kelautan dan Perikanan,   2013).   Beberapa   tahun   terakhir,   produksi   perikanan    budidaya meningkat dibandingkan perikanan tangkap, yaitu dari 47,3 juta ton menjadi 62,7 juta ton  (KKP, 2013).
            Salah satu spesies laut yang dapat dibudidaya adalah ikan bawal bintang (Trachinotus blochii). Ikan bawal bintang cocok untuk budidaya dilihat dari kecepatan pertumbuhan, kualitas daging yang baik dan permintaan pasar tinggi (Nazar dkk., 2012). Pertumbuhan ikan bawal bintang relatif cepat yaitu 6-8 bulan (Junianto et al., 2008). Menurut Nazar dkk., (2012), ikan bawal bintang memiliki keseragaman pertumbuhan yang baik.
            Peluang pasar ikan bawal bintang cukup luas, menurut Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (2012) pasar ikan bawal bintang terdapat di dalam dan luar negeri (Jepang, Hongkong, Taiwan, China dan Kanada). Harga ikan bawal bintang jauh lebih mahal dibanding ikan gurame. Harga ikan bawal bintang dapat mencapai Rp. 60.000,00-Rp 85.000,00 atau sekitar USD 6–8/kg di pasar lokal. Ikan bawal bintang juga memiliki daging yang tebal, rasa gurih dan sedikit duri (DJPBKKP, 2012). Budidaya ikan bawal bintang di Indonesia, terutama tahap pembesarannya masih dilakukan di laut yaitu dengan sistem keramba jaring apung (KJA) (Minjoyo dkk., 2008 dalam Arrorkhman dkk., 2012). Atas dasar pemikiran diatas maka dilakukan PKL tentang teknik pembesaran ikan bawal bintang (Trachinotus blochii)  pada karamba jaring tancap di BLUPPB Karawang.
Potensi perkembangan yaitu benih ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) dapat diperoleh dari balai pembenihan ikan air laut. Praktis kegiatan budidaya sangat tergantung dari kuantitas maupun kualitas benih alam serta musiman.
Dengan semakin banyaknya permintaan pembesaran ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) untuk pasar domestik maupun pasar internasional, seiring meningkatnya permintaan pasar maka akan meningkatnya perekonomian negara indonesia.

4.  Pengembangan dan Startegi Pemasaran Ikan Bawal Bintang
Komoditas bawal bintang selain disukai oleh pasar dan juga disukai oleh luar negeri. Ikan ini termaksud golongan ikan dengan harga yang mahal . Bahkan ada beberapa yang mengatakan bahwa harga ikan bawal bintang jauh lebih mahal dibandingkan dengan ikan gurame dan ikan kerapu yang selama ini dikenal sebagai ikan dengan ekonomis tinggi. Dipasar lokal harga bisa mencapai Rp 60.000,00 – Rp 85.000,00 atau sekitar USD 6 – 8 /kg. 
Budidaya ikan bawal bintang bernilai ekonomi tinggi apalagi potensi ekspornya cukup besar terutama ke Jepang, Taiwan, Hongkong, China dan Kanada. Kelima penduduk negara ini merupakan konsumen utama dan sangat menyukai ikan bawal bintang. 
Permintaan pasar akan stok ikan bawal setiap hari semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya penggemar ikan ini. Hal ini dapat dilihat dari sajian rumah makan yang banyak menyajikan ikan bawal sebagai menunya.

5.  Permasalahan dalam Pengembangan Ikan Bawal Bintang
Jenis ikan yang akan budidaya atau diproduksi perlu dipertimbangkan dan ditentukan terlebih dahulu. Jenis ikan yang dipilih harus memiliki potensi yang sangat besar dalam pasar nasional maupun pasar internasional. Kemudian jenis ikan tersubut disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Hasil produksi ikan yang memenuhi selera pasar akan lebih memudahkan pemasaran sehingga tidak ada kekhawatiran ikan tidak terjual (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2008).
Pada saat proses pemanenan berlangsung harus sudah diketahui akan dipasarkan ke mana. Karena biasanya pemasaran ikan dalam keadaan hidup ataupun segar memiliki nilai jual yang lebih tinggi terutama pada nilai jual ekspor.
Budidaya ikan bawal bintang tidak lah mudah karena adanya ancaman penyakit yang disebabkan oleh parasit, bakteri dan virus. Oleh karena, perlu adanya pengendalian lingkungan budidaya, dan pengontrolan kualitas air di sekitar wadah budidaya.
Selain itu masalah yang sering terjadi adalah persaingan pasar. Hal ini disebabkan tidak hanya satu orang saja yang melakukan kegiatan usaha budidaya tersebut. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlunya pengetahuan tentang pemasaran  hasil usaha budidaya yang dilakukan.















BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
            Ikan Bawal Bintang (Tranchinotus blochii) merupakan introduksi dari taiwan dan merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik dengan harga pemasaran yang tinggi. Popularitas ikan jenis pelagis (ikan-ikan permukaan) ini mulai bersaing dengan ikan kerapu, hal ini disebabkan karena permintaan bawal bintang yang terus meningkat.
Ternyata pengusahaan sumber daya perikanan di Indonesia yang telah mencapai 62% ternyata tidak di imbangi melalui industri pengolahan hasil perikanan. Ekspor perikanan masih berkisar pada produk segar, beku, kaleng. Akibatnya daya saing produk perikanan Indonesia baik dipasaran domestik maupun global rendah. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kinerja sistem industri pengolahan ikan di Indonesia masih rendah dan lemah. Ditinjau dari sisi pemasaran, peluang pengembangan usaha agribisnis perikanan masih sangat terbuka, oleh karena laju pertumbuhan produksi perikanan dunia yang masih didominasi oleh perikanan laut dan telah menunjukkan trend yang baik, terutama dengan semakin meningkatnya konsumsi dunia sejalan dengan bertambahnya penduduk dunia serta peningkatan pendapatan. Sementara itu produksi perikanan dari negara-negara maju mengalami penurunan, sehingga kian membuka peluang bagi kelompok negara-negara berkembang terutama Indonesia untuk meningkatkan produksi.

2.  Saran
            Ikan bawal bintang merupakan salah ikan yang sedang populer dalam pasar nasional maupun pasar internasional dan merupakan termasuk ikan yang mudah untuk dibudidayakan. Ikan yang bernilai ekonomis tinggi ini harus benar-benar dimanfaatkan dalam segala aspek. Karena ikan bawal bintang  merupakan ikan ekspor bernilai ekonomis tinggi, dapat memberikan ide bagi para penyuluh perikanan untuk memberikana arahan ke para petani Indonesia dalam pembudidayaan ikan ini, karena ikan bawal bintang memiliki prospek yang sangat cerah, selain itu juga untuk melestarikan jenis ikan yang tergolong sudah hampir punah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Setiadharma, T. et al. 2013. Pengamatan pertumbuhan dan perkembangan gonad   calon induk bawal            bintang, Trachinotus Blocii (LACEPEDE) hasil          budidaya pada bak terkontrol. Balai                     Besar Penelitian dan Pengembangan            Budidaya Laut Gondol. 12hlm.
Junianto, N.M., S. Akbar, and Zakimin. 2008. Breeding and seed produc-tion of   silver pompano               (Trachino-tus blochii, Lacepede) at the Mariculture             Development Centre of Batam.                  Marine finfish Aqacul-ture. Aquaculture     Asia Magazine, 46-49.
Hermawan T. dan Adi Suseno. 2007. Keberhasilan Pembenihan Bawal Bintang     Secara Massal di           Balai Budidaya Laut Batam. Balai Budidaya Laut Batam      Direktorat Jenderal Perikanan                   Budidaya Departemen Kelautan dan             Perikanan. Batam.
Darmono A, dan Muh Kadari, 2007. Pembesaran Bawal Bintang (Trachinotus       blochii, Lacepede)        di Keramba Jaring Apung dengan Pemberian Pakan        Buatan (Pellet) yang Mempunyai                Kadar Protein Berbeda. Balai Budidaya        Laut Batam Dirjen Perikanan Budidaya Departemen      Kelautan dan             Perikanan. Batam

Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Perikanan. Balai Budidaya Laut.           Lampung. Hal 84-       88.


Sekian gan dari saya semoga bermanfaat....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment