Laporan Praktikum
BIOLOGI PERIKANAN
(SEKSUALITAS
DAN KEMATANGAN GONAD IKAN PARI)
Disusun
Oleh :
Tri
Ramadhani
130330027
BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya
ucapkan kapeda Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
PERAIRAN” tentang “SEKSUALITAS DAN KEMATANGAN GONAD IKAN PARI” dengan baik.
Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan
ucapan rasa terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah membiayai dan
memfasilitasi saya untuk mengerjakan dan menyelesaikan tugas ini.
2. Riri Ezraneti, S.Si., M.Si Dan Erlangga,
S.Si., M.Si. Selaku Dosen Mata Kuliah Biologi
Perairan yang telah memberi tugas ini kepada saya.
3. Maulina Sari, S.pi. Dan Muhammad
Rizal. Selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Biologi Perairan yang telah membimbing saya
selama praktikum.
4. Rekan-rekan yang turut membantu
dalam pembuatan Laporan Hasil Praktikum ini.
Jika ada kekurangan saya mohon maaf, karena kami juga masih
dalam tahap pembelajaran. Dan semoga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Atas perhatian pembaca, saya mengucapkan terima kasih. Wasalam !
Aceh
Utara, Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... iv
PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1. Latar
Belakang ................................................................................ 2
2. Tujuan Praktikum .........................................................................
4
3. Manfaat Praktikum ......................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5
1. Klasifikasi ...... ................................................................................ 5
2. Morfologi
...... ................................................................................. 5
3. Habitat
..... ....................................................................................... 6
METODOLOGI ....................................................................................
7
1. Waktu
dan Tempat .......................................................................... 7
2. Alat
dan Bahan ............................................................................... 7
3. Prosedur
kerja ................................................................................. 7
HASIL
DAN PEMBAHASAN...............................................................
9
1. Hasil
Pengamatan ........................................................................... 9
2. Seksualitas
Ikan .............................................................................. 9
3. Kematangan Gonad Ikan ................................................................. 10
4. Pembahasan ..................................................................................... 11
KESIMPULAN ....................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR
TABEL
1. Tabel Data Morphometrik Ikan Pari .................................................... 9
2. Tabel Data Morphometrik Ikan Pari
................................................... 10
3. Tabel Diameter Telur Ikan Pari
........................................................... 11
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Studi mengenai jenis
kelamin dari suatu spesies ikan merupakan suatu kegiatan yang cukup menarik.
Terutama bagi orang-orang yang sangat senang menekuni bidang budidaya perikanan
maupun melakukan penelitian dibidang biologi perikanan. Karena individu setiap
spesies ikan memiliki ciri-ciri khusus sebagai penentu apakah individu ikan itu
berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri-ciri tersebut dapat
diketahui melalui pengamatan terhadap organ reproduksi yang dimiliki dan juga
dapat dilihat melalui penampakan ciri-ciri pada permukaan tubuhnya.
Penampakan ciri-ciri seksual ini pada beberapa
spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan sudah mengalami matang
gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri-ciri
seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum
matang gonad ataupun sudah selesai memijah. Dengan dikenalinya penampakan
ciri-ciri seksual dari setiap individu pada spesies ikan maka akan sangat
membantu bagi orang-orang yang berusaha dibidang budidaya perikanan dan juga
penelitian di bidang biologi perikanan.
Penampakan ciri seksual
yang dimiliki pada setiap individu spesies ikan terdiri dari ciri seksual
primerdan seksual sekunder. Penampakan ciri seksual sekunder ada yang bersifat
permanen dan ada yang bersifat sementara.
a. Sifat Seksual Primer
Sifat seksual primer pada ikan
tandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses
reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan
pembuluhnya pada ikan jantan.
Ciri
seksual primer:
– Alat/organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi
Contoh:
– Testis dan salurannya pada ikan jantan
– Ovarium dan salurannya pd ikan betina
– Alat/organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi
Contoh:
– Testis dan salurannya pada ikan jantan
– Ovarium dan salurannya pd ikan betina
b. Sifat Seksualitas Sekunder
Sifat seksual sekunder ialah
tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan
betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai
untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat
seksual dimorfisme.
Sifat seksual
sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum,
selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan
Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan
Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan
karang, ikan Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan
sebagainya (Wahyuningsih dan ternala, 2006).
Jenis
kelamin suatu individu di tentuksan bersama oleh faktor genetis dan lingkungan.
Fator genetik yang menentukan jenis kelamin. Kromosom yang memegang peran utama
dalam menentukan jenis kelamin disebut kromosom seks atau gonosom. Yang tidak
menentukan jenis kelamin disebut kromosom biasa atau autosom (Mardiana,
2009).
Pada
mayoritas ikan, jantan dan betina merupakan individu yang terpisah, untuk
kemudian mereka harus bertemu atau bersamasama pada masa kawin (reproduksi).
Reproduksi seksual pada ikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi
secara internal dan reproduksi secara eksternal. Pada reproduksi seksual secara
internal, sperma individu jantan membuahi sel telur di dalam tubuh individu
betina. Sedangkan pada reproduksi secara eksternal. sperma dilepaskan ke perairan
bersamaan atau setelah betina melepaskan atau menempatkan
telur-telurnya (hutomo, et.al., 2001)
Tingkat kematangan gonad (TKG) adalah tahap tertentu perkembangan gonad
sebelum dan sesudah ikan memijah. Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk menentukan
perbandingan antara organisme yang telah matang gonad dengan yang belum matang,
ukuran atau umur organisme pada saat pertama kali matang gonad, untuk
menentukan apakah organisme tersebut sudah memijah atau belum, masa pemijahan,
dan frekuensi pemijahan. Effendie (1997) mengemukakan bahwa bagi ikan yang
mempunyai musim pemijahan sepanjang tahun, pada pengambilan contoh setiap saat
akan didapatkan komposisi tingkat kematangan gonad yang terdiri dari berbagai
tingkat dengan persentase yang tidak sama, dan tingkat kematangan yang
tertinggi akan didapatkan pada saat pemijahan akan tiba.
Sjafei et al. (1991) menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi
kematangan gonad ikan di daerah subtropis adalah suhu dan makanan. Pada suhu
dibawah optimum maka proses pemijahan tidak dapat berlangsung walaupun kedua
induk telah matang gonad.
Eber dan Cowley (2009) menyatakan bahwa TKG untuk ikan pari dibagi
menjadi tiga klasifikasi yaitu ikan juvenile (TKG I), ikan muda (TKG II) dan
Dewasa (TKG III). Untuk ikan jantan, dianggap juvenile (TKG I) apabila memiliki
klasper yang pendek yaitu tidak melampaui tepi posterior sirip dubur. Ikan muda
(TKG II) adalah ikan yang panjang klasper melampaui tepi posterior sirip dubur,
tetapi tidak memiliki kalsifikasi dari unsur-unsur tulang rawan terminal. Ikan
dewasa (TKG III) ketika panjang klasper mencapai 6-9 cm melampaui tepi
posterior sirip dubur dan memiliki kalsifikasi dari unsur-unsur tulang rawan
terminal. Ikan betina dianggap juvenile (TKG I) apabila kurang memiliki
diferensiasi ovarium atau tidak terlihat jelas, dan kelenjar oviducal tidak
terlihat di dalam rahim. Ikan muda (TKG II) memiliki telur yang lebih kecil dan
terlihat jelas tetapi tidak memiliki oosit matang. Kelenjar oviducal itu belum
berkembang, uteri sempit dan terbatas. Ikan dewasa (TKG III) yaitu terdapat
oosit yang berwarna kuning, berdiameter 1,5 - 2,0 cm, kelenjar oviducal yang
terlihat jelas, ataukah sudah terdapat embrio yang berkembang di dalam rahim .
Effendie (1997) mengemukakan bahwa indeks kematangan gonad (IKG) adalah
suatu nilai dalam persen yang merupakan nilai dari perbandingan antara bobot
gonad dan bobot ikan dikalikan 100%. Indeks kematangan gonad diperlukan sebagai
salah satu pengukuran aktifitas yang terjadi di dalam gonad. Selanjutnya
dikatakan bahwa bobot gonad akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah
kemudian bobot gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan sedang
berlangsung sampai selesai. Indeks
Kematangan Gonad ikan betina lebih tinggi dari ikan jantan pada TKG yang sama,
disebabkan karena IKG sangat dipengaruhi oleh bobot gonad dan bobot tubuh.
Gonad yang berisih telur (betina) lebih berat dibandingkan gonad yang berisih
sperma (jantan), sehingga IKG ikan betina lebih tinggi dibanding ikan jantan
(Galib, 2002).
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya pratikum ini
yaitu agar mahasiswa mampu memahami dan mempermudah dalam teori perkuliahan
materi biologi perikanan melalui kegiatan labotarium. Mahasiswa mengetahui ciri
Seksualitas Ikan dan Kematangan Gonad Ikan Pari dengan benar.
3. Manfaat Praktikum
Manfaat dilaksanakannya praktikum
ini mahasiswa dapat dengan mudah menganalisis ciri Seksualitas Ikan dan
Kematangan Gonad Ikan dengan benar.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Klasifikasi
·
Kingdom :
Animalia
·
Filum
: Chordata
·
Kelas
: Chondrichthyes
·
Ordo
: Rajida
·
Famili
: Myliobatidae
·
Genus
: Trygon
·
Spesies
: Trygon sephen
2.
Morfologi
Bentuk umum ikan pari adalah pipih
dengan ekor yang panjang, pada bagian dorsalnya terdapat mata yang berdekatan
dengan spiracle sebagai alat indera, pinna pectoralis pada kedua sisi paling
sudut dari tubuhnya, pinna pelvic yang berdekatan dengan ekor, dan clasper yang
berfungsi untuk memeluk ikan betina saat proses perkawinan.
Last dan Stevens (2009) menyatakan
bahwa ikan pari (rays) termasuk ikan bertulang rawan dalam grup Cartilaginous.
Ikan pari mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed), sepasang sirip
dada (pectoral fins) melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya,
sehingga tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar atau oval. Ikan pari
umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang (memanjang) menyerupai cemeti
(Gambar 1). Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi duri penyengat
sehingga disebut ‘sting-rays’. Mata ikan pari umumnya terletak di bagian
samping kepala. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal dan umumnya bersifat
predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings atau gill
slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di
bagian bawah (ventral). Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang
disebut “clasper” letaknya di pangkal ekor. Ikan pari betina umumnya memijah
secara melahirkan anak (vivipar ) dengan jumlah anak antara 5-6 ekor.
Gambar
1. Morfologi ikan pari (Dasyatis kuhlii Müller & Henle, 1841)
3.
Habitat
Ikan pari (Trygon
sephen) dapat ditemukan di laut. Ikan ini pada umumnya berenang disekitar
dasar laut dengan mulut terbuka untuk mencari makanan disekitarnya.
METODOLOGI
1. Waktu dan
Tempat
Pratikum biologi perikanan dilaksanakan
pada hari Jum’at, 27
Maret 2015 pada pukul 10.00-12.00
wib di Labotarium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas
Malikussaleh.
2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan selama
pelaksanaan pratikum berupa wadah tempat ikan (nampan), alat tulis, pisau kater, tissue dan
serbet. Dan bahan yang dibawa berupa Ikan Pari
(Trygon sephen)
yang masih hidup atau ikan yang telah mati tetapi masih dalam keadaan segar.
3. Prosedur Kerja
·
Letakan objek pada
nampan.
·
Mengukur panjang total,
panjang baku, panjang fork serta menggambarkan setiap individu yang diamati.
·
Mencatat penampakan
ciri seksual sekunder (dimorpisme dan dichromatisme) pada individu ikan jantan
atau betina yang di amati.
·
Lakukan stripping
pada individu ikan atau dengan menggunakan kateter untuk mendapatkan gametnya.
·
Bedah perut ikan
dengan alat bedah dan amati serta catat gonad yang dimiliki individu ikan
tersebut.
·
Ukur diameter butir
telur yang didapatkan
·
Uraikan secara
lengkap dan jelaskan perbedaan penampakan ciri seksual primer dan ciri seksual
sekunder dari individu yang di amati.
·
Tentukan jenis
kelamin setiap individu ikan, gambarkan gonadnya dan nyatakan tingkat kematangan gonadnya
berdasarkan Cassie dalam Effendie (1979)
·
Timbang berat gonad
dari setiap individu ikan yang didapat dan tentukan nilai coefisien kematangan
gonad Nikolsky (1963) dalam Effendie (1979)
·
Ukur diameter
beberappa telur dari setiap ovari yang telurnya dapat diukur
KESIMPULAN
Penampakan
ciri seksual yang dimiliki pada setiap individu spesies ikan terdiri dari ciri
seksual primerdan seksual sekunder. Penampakan ciri seksual sekunder ada yang
bersifat permanen dan ada yang bersifat sementara.
b.
Sifat Seksualitas Sekunder
Sifat
seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan
ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat morfologi
yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas, maka
spesies itu bersifat seksual dimorfisme.
a. Sifat Seksualitas Primer
Sifat seksual primer pada ikan
tandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan dengan proses
reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina, dan testis dengan
pembuluhnya pada ikan jantan.
Tingkat kematangan gonad (TKG) adalah tahap tertentu
perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan memijah. Tingkat kematangan gonad
diperlukan untuk menentukan perbandingan antara organisme yang telah matang
gonad dengan yang belum matang, ukuran atau umur organisme pada saat pertama
kali matang gonad, untuk menentukan apakah organisme tersebut sudah memijah
atau belum, masa pemijahan, dan frekuensi pemijahan.
Effendie (1997) mengemukakan bahwa bagi ikan yang
mempunyai musim pemijahan sepanjang tahun, pada pengambilan contoh setiap saat
akan didapatkan komposisi tingkat kematangan gonad yang terdiri dari berbagai
tingkat dengan persentase yang tidak sama, dan tingkat kematangan yang
tertinggi akan didapatkan pada saat pemijahan akan tiba.
DAFTAR
PUSTAKA
Erlangga,
S.pi. M.si., dan Riri Ezraneti, S.pi. M,si., (PENUNTUN PRATIKUM BIOLOGI
PERIKANAN) , Aceh Utara, Oktober 2012
Sjafei, D.S, M.F. Raharjo, R. Affandi, M. Brojo, dan
Sulistino. 1991. Fisiologi ikan II Reproduksi Ikan. IPB. Bogor. 210 hal.
Campbell, dkk. Biologi Edisi kelima Jilid 2.
Jakarta: Erlangga. 2003
Danar Prastyo, Chondrichthyes.Blog Danar
Prasetyo. http://danarprasetyo-scientific.blogspot.com (9 Desember 2011)
Departemen Agama RI. Alquran dan terjemahnya. Bandung:
CV. Penerbit J-ART, 2005.
Djarubito, Mukayat. Zoologi
Dasar. Jakarta; Erlangga. 1989
Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Surabaya;
Wijaya utama. 1984
Kimball, Jhon W., Siti Tjitrosomo, dan Nawangsari
Sugiri. Biologi Jilid 3 edisi ke 5. Jakarta; Erlangga. 2009
Radiopetra. Zoologi Dasar. Jakarta;
Erlangga. 1993
White, W. T. 2003. Aspect of the Biology of Elasmobranchs
in a Subtropical Embayment in Western Australia and of Chondrichthyan Fisheries
in Indonesia. Mordoch University, Western Australia
Sekian gan hanya itu dari saya.......
Sekian gan hanya itu dari saya.......
0 comments:
Post a Comment